Suara.com - Pakar Biostatistika Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai kebijakan pemerintah dengan mengizinkan masyarakat membuka masker di luar ruangan sebagai kebijakan yang terburu-buru.
Windho mengatakan lonjakan kasus Covid-19 setelah libur panjang biasanya baru terlihat setelah dua sampai tiga pekan. "Sehingga, kalau saran saya sebetulnya kebijakan tersebut dilaksanakan empat minggu pasca lebaran atau pada akhir bulan Mei maupun awal bulan Juni,” kata Windho, Rabu (25/5/2022).
Namun, dia memprediksi kondisi pandemi akan terus membaik dan tidak terjadi ada lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.
"Kalau menurut saya biasanya kan tren pelonjakan kasus baru jelas banget setelah empat minggu pasca-Lebaran atau libur panjang,” kata dia.
Baca Juga: Semakin Banyak Pelonggaran, Epidemiolog UGM Ingatkan Soal Potensi Mutasi Virus Covid-19
Presiden Jokowi mengumumkan bahwa masyarakat boleh membuka masker di ruang terbuka dan tidak padat orang. Pertimbangan kebijakan didasarkan pada penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air yang semakin terkendali.
"Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Sehingga masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," kata Jokowi dalam video pernyataan pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5/2022).
Kendati demikian, penggunaan masker masih harus tetap dilakukan bagi masyarakat yang berada di ruangan tertutup atau di dalam transportasi publik.
Jokowi juga menyarankan bagi masyarakat yang masuk ke dalam kategori rentan, lanjut usia atau memiliki penyakit komorbid untuk tetap mengenakan masker saat beraktivitas.