Suara.com - Suhadi, kuasa hukum SY (14), anak berkebutuhan khusus atau disabilitas yang menjadi korban pelecehan seksual, mengungkap adanya tekanan dari pihak yang menginginkan kasus yang menimpa kliennya diselesaikan secara kekeluargaan atau damai.
"Di tengah keprihatinan terdapat pihak-pihak yang mencoba mengais di air keruh, antara lain agar perkara ini tidak dilanjutkan (secara hukum pidana)," kata Suhadi saat dikonfirmasi Suara.com, Selasa (24/5/2022).
Suhadi enggan menyebut pihak yang meminta agar kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan.
"Tidak etis nanti kalau saya sebutkan," ujar dia,
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Penjualan Sekar Bumi pada 2021 Naik Signifikan Berkat Ekspor Udang
Namun Suhadi menegaskan, dia dan kliennya akan tetap menyelesaikan kasus ini secara pidana.
"Perkara ini bukanlah delik aduan, jadi perkara ini tidak dapat diselesaikan dengan upaya-upaya di luar ketentuan hukum, yang nanti dapat menciderai penegakan hukum itu sendiri," tegasnya.
Dicabuli Tetangga di Tangga
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengungkapkan peristiwa seorang remaja berinisial SY (14) dicabuli tetangganya sendiri berinisial D (50). Kejadian itu terjadi di Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat.
Pelaku ditangkap pada Sabtu (14/5) lalu.
Baca Juga: Pelecehan Seksual di JPO Kuningan Timur Viral di Media Sosial, Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku
Antara korban dan pelaku merupakan tetangga yang tinggal di bagunan indekos.
Kejadian berawal, saat korban sedang duduk di tangga. Kemudian pelaku yang hendak melintas merasa terhalang dengan keberadaan korban.
Pelaku kemudian memintanya untuk menyingkir. Namun korban tidak menghiraukannya. Saat itu pelaku berupaya paksa menyuruh korban untuk bangun dengan mengangkat tubuh korban.
Namun saat mengangkat tubuh korban, bukan tangan yang dipegang korban melainkan payudaranya. Selain memegang payudara korban, pelaku juga memasukan jarinya ke kelamin korban.
"Saat mau naik, karena terhalang meminta minggir tidak mau si korban, akhirnya si pelaku mengangkat korban bagian dadanya tepat pada di bagian dada si korban sambil diremas," kata Pasma.
"Setelah itu karena korban menggunakan celana pendek jari pelaku dimasukkan ke dalam selangkangan korban selama 30 detik jari dimainkan dan terakhir dicubit," sambungnya.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya pelaku dijerat dengan pasal 76 Jo 82 UU RI No 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
"Ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara," ujar Pasma.