Suara.com - Zimbabwe telah meminta dukungan internasional untuk diizinkan menjual stok gading gajah yang mereka miliki. Dilaporkan bahwa dana sebesar 600 juta dolar AS atau kurang lebih Rp 8,7 triliun diperkirakan akan diperoleh dari penjualan gading sitaan itu. Dana tersebut sangat dibutuhkan untuk konservasi populasi gajah yang berkembang pesat.
Negara di Afrika selatan itu membuka konferensi internasional tiga hari pada Senin (23/5) di Taman Nasional Hwange, taman margasatwa terbesar di negara itu, untuk mencoba mendapat dukungan internasional agar diizinkan menjual gading.
Jika tidak diizinkan menjual 130 ton gadingnya, para pejabat memperingatkan bahwa Zimbabwe mungkin akan keluar dari Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES). Wakil-wakil dari 16 negara Afrika, serta Jepang dan China, yang merupakan konsumen utama gading, akan menghadiri konferensi tersebut, kata para pejabat.
Pekan lalu, utusan dari sebagian negara Uni Eropa, Inggris, Amerika dan Kanada diajak meninjau brankas yang dijaga ketat di Harare yang berisi tumpukan gading.
"Kami tidak melihat ada yang salah dengan penjualan lagi dalam era pandemi COVID-19 ini. Konservasi memang merupakan usaha yang mahal. Kami dengan hormat meminta dukungan agar Zimbabwe diizinkan menjual stok nasional gading kami," kata Direktur Jenderal ZimParks, Fulton Mangwanya, dalam pengarahannya kepada para pejabat Uni Eropa.
Pihak berwenang mengatakan mereka sangat membutuhkan dana dari penjualan itu untuk mengelola populasi gajah, yang mereka katakan telah berkembang menjadi "membahayakan". (Sumber: VOA)