Sampaikan Duplik, Kubu Kolonel Priyanto Sebut Dakwaan Pembunuhan Berencana dan Penculikan Tidak Terbukti

Selasa, 24 Mei 2022 | 15:02 WIB
Sampaikan Duplik, Kubu Kolonel Priyanto Sebut Dakwaan Pembunuhan Berencana dan Penculikan Tidak Terbukti
Kolonel Priyanto diperiksa di Pengadilan Militer. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam duplik yang disampaikan saat sidang hari ini, Selasa (24/5/2022), kubu Kolonel Infanteri Priyanto membantah adanya Pasal 340 KUHP dan Pasal 328 KUHP dalam kasus pembunuhan dua remaja di Nagreg, Jawa Barat. Menurut mereka, dua pasal yang menjadi dakwaan itu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.

Pasal 340 KUHP yang dimaksud adalah soal pembunuhan berencana. Sedangkan, Pasal 328 KUHP yang dimaksud adalah soal penculikan.

"Khususnya tentang pembuktian unsur dakwaan kesatu primer Pasal 340 jo Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP dan dakwaan kedua alternatif pertama Pasal 328 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP yang menurut kami tidak terbukti secara sah dan meyakinkan," kata Lettu Chk Feri Arsandi selaku kuasa hukum di Pengadilan Militer Tinggi II, Jakarta Timur.

Tidak hanya itu, Feri juga menyampaikan bahwa replik Oditur Militer Tinggi II Jakarta atas pledoi Priyanto sama sekali tidak menanggapi tentang tidak terbuktinya pembuktian unsur-unsur tindak pidana secara yuridis dan substantif. Dia menambahkan, replik tersebut hanya membuktikan unsur itu berdasarkan literatur elektronik dan pendapat pribadi.

"Hanya membuktikan unsur berdasarkan literatur elektronik dan kesimpulan pribadi merupakan bentuk pengakuan Oditur Militer atas argumentasi hukum yang kami uraikan dalam nota pembelaan," sambung dia.

Bantah Visum

Dalam dupliknya juga, penasihat hukum Priyanto meragukan hasil visum dokter forensik yang menyatakan penyebab kematian korban Handi Saputra (17) karena tenggelam di Sungai Serayu. Feri menyampaikan, uraian Oditur Militer Tinggi II Jakarta dalam replik sangat berbeda dengan uraian tuntutan terhadap kliennya.

Dalam tuntutannya, lanjut Feri, Oditur Militer Tinggi II Jakarta merujuk pada keterangan dr. Muhammad Zaenuri Syamsu Hidayat.

Zaenuri merupakan dokter forensik yang melakukan visum terhadap jenazah Handi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Margono, Banyumas, Jawa Tengah. Visum itu dilakukan pada 20 Desember 2021 lalu.

Baca Juga: Anak Usia 5 Tahun Tewas Dianiaya Ayah Kandung, Ibu dan Nenek Tiri, karena Nakal dan Susah Makan?

Merujuk keterangan Zaenuri, lanjut Feri, waktu kematian korban Handi Saputra sulit ditentukan. Sebab, jasad korban telah mengalami pembusukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI