Suara.com - Bersama dengan jutaan warga Australia lainnya, Anna Wang memberikan suaranya untuk Partai Buruh di pemilu hari Sabtu.
Suaranya merupakan bagian dari perpindahan suara yang besar mendukung Partai Buruh di daerah pemilihan Reid di Sydney, yang akhirnya memenangkan caleg Sally Sitou, keturunan China yang kedua orangnya meninggalkan Laos semasa Perang Vietnam.
Masalah hubungan China-Australia menjadi topik hangat yang diperdebatkan selama kampanye dan mempengaruhi pilihan Anna Wang.
Perempuan berusia 66 tahun ini mengatakan dia berharap pemerintahan baru akan meningkatkan hubungan Australia-China dan meningkatkan perdagangan antar kedua negara.
Baca Juga: Kemenangan Caleg Partai Buruh Sam Lim Mengejutkan dalam Pemilu Australia
"Sejak hubungan memburuk, dan Peter Dutton berbicara mengenai perang dengan China, muncul tekanan rasis terhadap warga China," katanya.
"Sebagai orang yang akan pensiun segera, saya khawatir dengan upah minimum, masalah layanan kesehatan (Medicare) dan perawatan lansia.
"Sally Sitou adalah caleg muda yang memiliki hubungan kuat dengan komunitas. Kami tidak peduli dengan latar belakang etnis caleg. kami akan mendukung siapa saja yang bisa mewakili kepentingan komunitas."
Erin Chew dari kelompok Aliansi Asia Australia mengatakan sudah waktunya seseorang yang memiliki latar belakang Asia menjadi anggota parlemen dari daerah pemilihan seperti Reid di mana warganya sangat beragam tersebut.
"Saya hampir menangis karena saya kira ini merupakan momen penting melihat orang seperti dia memenangkan kursi di Reid," katanya.
Baca Juga: Pemungutan Suara Awal Dimulai Dalam Pemilu Australia
Vivienne Chen yang berasal dari Shanghai memiliki restoran menjual dumpling di Burwood di Sydney.
Dia mengatakan meski Sally Sitou adalah caleg yang kuat dan dia senang melihat seseorang dengan latar belakang China menang Reid, Vivienne memilih Partai Liberal.
"Partai Liberal menangani pandemi dengan baik dan memberikan bantuan memadai bagi bisnis kecil," katanya.
"Pada akhirnya pilihan saya adalah pada kebijakan caleg, bukan latar belakang etnisnya.
"Saya berharap anggota komunitas China akan lebih banyak terlibat dalam politik dan memiliki lebih banyak wakil di parlemen.'
Partai mana yang dipilih warga keturunan China di Australia?
Di daerah pemilihan di mana hampir 20 persen warga di sana merupakan keturunan China seperti daerah pemilihan Reid (18%) dan Chisholm di Victoria (19%), terjadi perpindahan suara sebanyak delapan persen mendukung Partai Buruh.
Ini lebih tinggi dari rata-rata nasional sebanyak 3,4%.
Perpidahan suara di Chisholm di Melbourne membuat caleg kelahiran Hong Kong Gladys Liu kalah dari caleg Partai Buruh Carina Garland.
Namun ini tidaklah terjadi semua tempat. Di daerah pemilihan Fowler di Sydney Barat, di mana 16% warga adalah keturunan Vietnam dan 11% keturunan China, terjadi perpindahan suara 16% dari Partai Buruh ke caleg independen Dai Le.
Daerah pemilihan Banks yang dipegang Partai Liberal di mana 16% warga adalah keturunan China dan Parramatta (12%) juga terjadi perpindahan suara ke Buruh walau pemenanganya tetap partai yang sama.
Daerah pemilihan Kooyong di Melbourne di mana 11% warga d sana adalah keturunan China, terjadi 10% perpindahan suara dari mantan bendahara negara Josh Frydenberg untuk kemenangan calon independen Dr Monique Ryan.
Daerah pemilihan Tangney di Australia Barat di mana 10% warga adalah keturunan Cina terjadi perpindahan suara besar sebanyak 11,9% bagi kemenangan Sam Lim dari Partai Buruh, mantan pelatih lumba-lumba kelahiran Malaysia keturunan China.
Apa masalah utama bagi pemilih keturunan China?
Bagi beberapa orang, faktor China menjadi penentu utama pilihan mereka.
Wang Zhengliang, yang tinggal di daerah pemilihan Kooyong di Melbourne pindah dari China ke Australia lebih dari 30 tahun lalu.
Wang seperti banyak warga lainnya di sana sebelumnya adalah pemilih Partai Liberal namun sekarang memilih calon independen.
"Bukan karena mereka menyukai Dr Monique, tetapi karena mereka khawatir adanya konflik militer dengan China," katanya.
"Ini dilema yang dihadapi."
"China begitu jauhnya melempar batu ke arah China tidak akan sampai melewati Lautan Pasifik, namun bisa berakhir mrengenai kepala kita warga China di Australia."
Beberapa pemilih lain seperti Huiling Chen di daerah pemilihan Tangney menginginkan adanya perubahan.
"Sebagai bagian dari komunitas China di Australia, saya kira sudah waktunya ada anggota parlemen dari latar belakang etnis yang beragam di parlemen dan lebih banyak warga China Australia membuat suara mereka terdengar di politik,"katanya.
"Saya benar-benar berharap kita akan berdiri teguh dan terus bertahan seterusnya."
Elian, yang keturunan China dan dilahirkan di Australia memberikan suara di daerah pemilihan Chisholm di Melbourne.
"Karena begitu ketat, setiap suara sangat berpengaruh," katanya,
"Saya kira kita memerlukan perubahan pemerintahan."
Dia mengatakan masalah penting baginya adalah perubahan iklim dan pendidikan.
Namun Emily Sun yang juga tinggal di Chisholm merasa kecewa dengan hasil pemilu.
"Saya khawatir dengan masa depan Australia. Saya bisa dengan jelas merasa Australia berpaling ke kiri, dan perubahan iklim menjadi isu utama."
"Visinya sudah bagus namun siapa yang akan membiayai semua ini setelah Australia baru saja keluar dari pandemi? Ini sama saja seperti mengharapkan seseorang yang baru sembuh dari sakit parah untuk berlari di treadmill yang kencang."
Namun dia menambahkan bahwa sekarang waktunya untuk bersatu bukan terpecah belah.
Jieh-Yung Lo, direktur Pusat Kepemimpinan Asia Australia di Australian National University Canberra mengatakan bahwa walau warga China Australia melihat masalah yang sama seperti kebanyakan warga Australia lainnya seperti biaya hidup, ekonomi, pendidikan dan kesehatan, hasil pemilu menunjukkan bahwa 'kebijakan luar negeri adalah masalah dalam negeri juga."
"Kita melihat perubahan dukungan terhadap pemerintahan Morrison oleh warga China Australia yang mengkhawatirkan hubungan kita dengan China, tetapi juga menunjukkan bagaimana pemerintah dan pembuat kebijakan menangani hubungan ini," katanya.
"Banyak di antara kita memiliki hubungan keluarga di China, jadi bila pemerintah tidak bisa membina hubungan ini dengan baik, kita lah yang menjadi pihak pertama yang menderita."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News