Profil Presiden Singapura, Dihujat Pendukung UAS dan Pernah Diancam Pro ISIS

Selasa, 24 Mei 2022 | 09:53 WIB
Profil Presiden Singapura, Dihujat Pendukung UAS dan Pernah Diancam Pro ISIS
Presiden Singapura Halimah Yacob menjadi pembicara dalam dialog bertajuk “Singapore and Indonesia: Strengthening Bridges and Progressing Together” di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (6/2/2020). - (Suara.com/Putu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Singapura Halimah Yacob sedang menjadi sorotan. Halimah menjadi sasaran kemarahan lantaran Singapura menolak kehadiran Ustadz Abdul Somad (UAS) dan keluarganya. Siapa sebenarnya Halimah Yacob? Berikut ini profilnya.

Penolakan terhadap UAS terjadi pada 16 Mei 2022. UAS tak pergi sendirian. Ia hendak ke Singapura bersama rekan dan keluarganya. 

Dalam laman resmi Kementerian Dalam Negeri Singapura, UAS ditolak atas berbagai pertimbangan. Terutama mengenai track record ceramahnya mengenai ekstremis dan segregasi, ceramah bom bunuh diri, salib kristen merupakan jin kafir hingga mengkafirkan ajaran agama lain.

Penegasan dalam laman resmi Kementerian Dalam Negeri Singapura, sebenarnya disampaikan K Shanmugan dalam wawancara dengan awak media. K Hanmugan merupakan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum Singapura.

Namun, para pendukung UAS justru melayangkan "serangan" pada sosok Halimah Yacob. Lalu, siapa sebenarnya Halimah Yacob yang sempat mendapat ancaman dari pemuda Pro-ISIS?

Halimah Yacob merupakan presiden ke-8 Singapura. Ia merupakan sosok wanita pertama yang menjadi pemimpin dari negara mungil ini. Ia terpilih pada September 2017 lalu tanpa memiliki lawan.

Mengutip Themuslim500, Halimah Yacob merupakan presiden etnis Melayu pertama Singapura. Ia berasal dari keluarga sederhana yang dibesarkan oleh ibunya yang Melayu. Sementara sang ayah dari ras India meninggal ketika ia berusia 8 tahun.

Perjalanan Halimah Yacob pada masa kecil cukup sulit. Ia hampir meninggalkan sekolah karena himpitan ekonomi. Ibunya harus berjuang sendirian untuk membesarkan kelima anaknya, termasuk Halimah Yacob. Makanya, sejak kecil ia rajin membantu ibunya.

Namun, Halimah Yacob kemudian tumbuh dewasa sebagai sosok yang luar biasa. Setelah meraih gelar S2 Hukum dari Universitas Nasional Singapura, ia bekerja di kongres serikat buruh nasional. Ia kemudian menjadi direkrut institut studi tenaga kerja Singapura.

Baca Juga: Pendeta Saifuddin Ejek UAS Pakai Sebutan Jin, Buya Yahya Pernah Ingatkan Jangan Hina Ulama

Karier Politik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI