Minta Aparat Tidak Represif Saat Amankan Demo, KASBI: Penderitaan Rakyat Sudah Sampai Leher

Sabtu, 21 Mei 2022 | 16:15 WIB
Minta Aparat Tidak Represif Saat Amankan Demo, KASBI: Penderitaan Rakyat Sudah Sampai Leher
Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos meminta kepada aparat keamanan untuk bisa menghentikan tindakan represifitas ketika mengamankan aksi masyarakat. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos meminta kepada aparat keamanan untuk bisa menghentikan tindakan represifitas ketika mengamankan aksi masyarakat.

Hal itu disampaikan Nining saat mereka melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (21/5/2022).

"Kami mengimbau salah satu tuntutan adalah agar hentikan tindakan represifitas atau kriminalisasi terhadap seluruh gerakan rakyat," kata Nining.

Nining menyebut kalau rakyat sudah turun ke jalan artinya kondisi negara sudah tidak baik-baik saja.

Baca Juga: Sudah Terima Surat Pemberitahuan, Polda Metro Jaya Pastikan Siap Amankan Aksi Demo KASBI di DPR Besok

"Baik dalam kondisi regulasi penegakan hukum perlindungan, kesejahteraan bahkan makin menurun di kekuasaan rezim hari ini," ujarnya.

Ketika rakyat sudah turun ke jalan, maka aparat keamanan harus sadar bahwa kehadiran mereka itu harus lebih dekat dengan rakyat dan mengedepankan sikap humanis.

Sejumlah massa yang tergabung dari aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) masih melangsungkan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (21/5/2022). (Suara.com/Ria Rizki)
Sejumlah massa yang tergabung dari aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) masih melangsungkan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (21/5/2022). (Suara.com/Ria Rizki)

Nining tidak mau ada satu pun peserta aksi massa yang malah ditangkap oleh aparat keamanan.

"Jangan sampai ada lagi penangkapan, jangan sampai ada lagi kriminalisasi terhadap rakyat, karena rakyat sudah cukup penderitaannya sudah sampai di leher," terangnya.

Lebih lanjut, Nining mengungkapkan kalau rakyat sudah begitu menderita dengan kezaliman kekuasaan melalui beragam kebijakan yang dikeluarkan semisal saja undang-undang cipta kerja atau Omnibus Law.

Baca Juga: Bubarkan Diri dari Gedung DPR, Massa Aksi GEBRAK Bakal Demo Lagi 21 Mei Bertepatan Momentum Reformasi

"Itu adalah bentuk penderitaan yang nyata yang membuat rakyat tidak hanya kaum buruh, kaum muda yang hari ini bekerja sebagai freelance, sebagai buruh magang, kontrak itu adalah implikasi dari sebuah regulasi yang menunjukan tidak keberpihakan kepada rakyat."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI