Suara.com - Berikut ini perjalanan minyak goreng Indonesia yang mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu, hingga mencapai puncak sepanjang April hingga Mei 2022. Harga minyak ini mengalami kenaikan lebih dari 50 persen bila dibandingkan tahun lalu.
Minyak goreng menjadi kebutuhan penting masyarakat Indonesia, mengingat banyaknya kuliner yang diolah dengan cara digoreng. Ketika terjadi kenaikan signifikan, jeritan akan terasa dari keluarga menengah ke bawah.
Situasi terjadi pada tahun ini. Kenaikan yang terjadi pada Oktober 2021 semakin tak terkendali pada tahun ini, ketika pasokan di lapangan menurun. Pemerintah bahkan sempat melakukan larangan produk turunan CPO Palm Oil untuk menekan harga domestik.
Berikut ini perjalanan minyak goreng Tanah Air, hingga adanya pengungkapan kasus korupsi ekspor minyak goreng.
Baca Juga: Sengkarut Minyak Goreng, Andre Rosiade: Para Oligarki Itu Jelas-jelas Melawan Kebijakan Pemerintah
Awal Kenaikan
Harga minyak goreng curah maupun kemasan mengalami kenaikan signifikan sejak bulan Maret lalu. Pada 17 Maret 2022, minyak goreng kemasan per dua liter mencapai Rp44 ribu hingga Rp49 ribu di swalayan. Artinya, harga per liter berkisar Rp22 ribu hingga Rp24.500.
Harga itu mengalami kenaikan lagi pada bulan April 2022. Dari data Kementerian Perdagangan, secara year on year (yoy), harga minyak goreng kemasan pada April 2022 mengalami kenaikan hingga 73,2 persen bila dibandingkan harga April 2021.
Kenaikan bukan hanya dialami minyak goreng kemasan. Minyak goreng curah secara yoy juga naik sekitar 50,3 persen. Dari harga sekitar Rp12.400 pada April 2021 naik menjadi sekitar Rp18.700 pada April 2022.
Larangan Ekspor RBD Palm Olein
Baca Juga: Jokowi Kembali Buka Keran Ekspor Minyak Goreng, Bagaimana Stok DMO?
Pemerintah kemudian mengambil tindakan dengan melarang ekspor produk minyak goreng dan Refind, Bleached, Deodorized (RBD) Palm Olein per 28 April 2022.
RBD Palm Olein merupakan produk hasil rafinasi atau fraksinasi dari Crude Palm Oil (CPO). Pengolahan itu merupakan proses untuk menghilangkan asam lemak bebas dan bau yang masih terdapat pada CPO.
India termasuk yang ketar-ketir ketika pemerintah melarang ekspor minyak sawit. Dari data NDTV, pada bulan Maret lalu, India mengimpor 207.362 ton minyak sawit dari Indonesia. Dari jumlah itu, ada 145.696 ton RBD Palm Olein.
Penangkapan Mafia Minyak Goreng
Dugaan adanya mafia minyak goreng muncul ketika harga domestik naik tak wajar dalam hitungan setahun. Setelah dilakukan pengungkapan, penangkapan tersangka mafia minyak goreng dilakukan.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indasari Wisnu Wardhana menjadi sosok yang ditangkap pertama. Lalu, ada tiga tersangka lain yang datang dari perusahaan swasta produsen minyak goreng kemasan.
Para tersangka tersebut adalah Stanley MA selaku Senior Manager Corporate Affairs PT Permata Hijau Group, Togar Sitanggang selaku General Manager PT Musim Mas dan Komisaris Wilmar Nabati Indonesia, Parlindungan Tumanggor.
Empat orang itu ditahan atas dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor CPO periode Januari 2021 hingga Maret 2022. Pada 11 Mei 2022 lalu, Kejaksaan Agung mengumumkan perpanjangan masa penahanan empat tersangka selama 40 hari, terhitung mulai 9 Mei hingga 17 Juni 2022.
Lin Che Wei menjadi sosok tersangka terbaru dalam kasus minyak goreng. Ekonom yang cukup terkenal di Indonesia itu diduga ikut melakukan tindak pidana korupsi minyak goreng berupa fasilitas ekspor CPO dan turunannya. Lin Che Wei kini dilakukan penahanan selama 20 hari.
Ekspor Minyak Goreng Dibuka Lagi
Setelah dilakukan larangan ekspor RBD Palm Olein pada 28 April 2022 lalu, presiden Joko Widodo memutuskan kembali membuka ekspor mulai 23 Mei 20022. Jokowi menyebut ada beberapa pertimbangan tentang dibukanya ekspor produk turunan CPO.
Dari laporan di lapangan, pasokan minyak goreng terus bertambah. Lalu, harga minyak goreng rata-rata nasional sudah mengalami penurunan. Selain itu, ada 17 juta tenaga industri sawit petani, pekerja dan tenaga pendukung yang akan terbantu dengan dibukanya ekspor minyak goreng.
Harga Minyak Goreng Terkini
Keputusan pemerintah membuka kembali ekspor minyak goreng menimbulkan kekecewaan dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Berdasarkan pengamatan IKAPPI, stok minyak goreng curah dalam negeri belum cukup melimpah di pasar tradisional.
Sekjen DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan bahkan menyebut harga minyak goreng curah belum sesuai HET Rp14 ribu per liter. Temuan di pasar tradisional, harga minyak goreng curah masih ada di atas Rp17 ribu.
Sementara untuk harga minyak goreng kemasan, memantau dari klikindomaret.com, harga minyak goreng refill masih cukup mahal. Harga minyak goreng merk Fortune Refill 2 Liter masih di angka Rp45.700.
Lalu, untuk minyak goreng Bimoli Special Refill 2 Liter masih Rp48.800. Kemudian harga minyak goreng Sania Refill 2 Liter Rp45.800.
Sementara dari pantauan di Alfamart melalui alfagift.id, harganya tak jauh beda. Minyak goreng Fortune Pouch 2 Liter masih Rp45.700.
Lalu untuk merk Sovia 2 Liter Rp45.600. Sementara Bimoli Special Pounch 2 Liter Rp49.900 dan minyak goreng Filma Pouch 2 Liter Rp51.500.
Kontributor : Lukman Hakim