Cara Aborsi Mandiri dan Pengobatan Beredar di Internet, Mengapa Bahaya?

SiswantoBBC Suara.Com
Kamis, 19 Mei 2022 | 11:48 WIB
Cara Aborsi Mandiri dan Pengobatan Beredar di Internet, Mengapa Bahaya?
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Missy adalah salah satu dari sekitar 30 juga perempuan usia reproduksi yang tinggal di negara di mana aborsi sepenuhnya dilarang.

Karena tidak mampu membeli pil aborsi di pasar gelap Filipina tempat dia tinggal, dia menelusuri dunia maya mencari nasihat kesehatan - tetapi di sana, dia justru menemukan banjir informasi salah, yang mendorong penggunakan pil ilegal dan pengobatan rumah yang tidak efektif.

Setelah mencari menggunakan Google dan di grup Facebook, Missy memutuskan untuk mencoba serangkaian metode aborsi, termasuk menggunakan daun jambu biji, kopi kental dan ekstrak tanaman lidah buaya.

Tidak ada bukti ilmiah untuk semua ini menjadi cara yang efektif atau aman untuk mengakhiri kehamilan.

Baca Juga: Diduga Korban Aborsi, Warga Limbangansari Digegerkan Penemuan Janin Bayi

Baca juga:

"Setelah satu minggu menggunakan pengobatan rumahan, masih tidak ada yang terjadi" kata Missy.

"Itu hanya menyebabkan perut kembung dan sakit kepala."

Resep rumahan yang tak akurat

Kelompok kampanye Center for Countering Digital Hate (CCDH) menemukan bahwa di 48 negara, jika Anda mengetik "bagaimana melakukan aborsi", fitur pencarian otomatis di Google akan menyarankan variasi pengobatan rumahan yang tak efektif, seperti menggunakan telur mentah atau air garam.

Sekali lagi, tak ada bukti bahwa cara-cara ini bisa digunakan untuk melakukan aborsi.

Baca Juga: Geger Penemuan Janin Diduga Korban Aborsi di Cianjur, Warga Sempat Lihat Sosok Perempuan Mencurigakan

Google mengakui bahwa sistemnya tidak menangkap semua prediksi yang berpotensi berbahaya, namun mengatakan ketika prediksi yang berpotensi bahaya itu ditandai, tim penegakan akan meninjau dan menghapusnya.

Saran pencarian ini ditemukan di setiap benua, di negara-negara termasuk Afrika Selatan, Kenya, India, Filipina, Polandia, Ukraina, Australia, Inggris, dan AS.

Iklan asli diblokir

Sementara itu, beberapa layanan penyedia layanan aborsi yang menawarkan informasi akurat di dunia maya berkat apada BBC bahwa mereka mendapati materi informasi mereka diblokir tanpa ada penjelasan:

  • Salah satu layanan aborsi terbesar di dunia, MSI Reproductive Choices (sebelumnya bernama Marie Stopes), mendapati kanal YouTube-nya ditangguhkan selama beberapa pekan pada suatu waktu, iklan yang ditayangkan di Goole dan Facebook juga berulang kali diblokir. Google, yang dimiliki YouTube, mengatakan ini adalah kesalahan dan kanal YouTube tersebut kini telah diaktifkan.
  • International Planned Parenthood Federation (IPPF), yang mewakili penyedia layanan aborsi di 146 negara, mengatakan hampir setengah dari semua iklan mereka di Facebook dan Google ditolak
  • Beberapa organisasi yang membantu orang mengakses pil aborsi, termasuk Women On Web yang bekerja di 200 negara, telah membagikan bukti bahwa iklan dan akun mereka diblokir di berbagai platform

Google mengatakan mereka memiliki kebijakan yang jelas tentang iklan yang berkaitan dengan aborsi, beberapa di antaranya ditentukan oleh undang-undang dan regulasi yang berlaku setempat.

Facebook berkata platform itu telah mengembalikan sejumlah kecil iklan-iklan yang sebelumnya keliru ditolak.

Baca juga:

Ketika berbicara tentang iklan apa yang muncul di bagian atas daftar pencarian, Google mengatakan ini tidak hanya bergantung pada biaya iklan yang dibayarkan kepada mereka tetapi juga oleh "relevansi" dan "kualitas keseluruhan".

Tetapi persaingan harga ini menciptakan "pertarungan anggaran", menurut Whitney Chinogwenya dari MSI Afrika Selatan, karena klinik aborsi yang legal mendapati diri mereka bersaing dengan klinik anti-aborsi atau penyedia pil yang ilegal demi mendapatkan ruang iklan.

MSI memandang iklan situs-situs yang ilegal ini muncul lebih jauh di hasil pencarian Google daripada situsnya sendiri.

Aborsi mandiri dan pil ilegal

Missy tak sendirian mencari pengobatan mandiri untuk melakukan aborsi.

MSI Reproductive Choices mengatakan pihaknya memantau secara terus-menerus kelompok diskusi daring, ruang bagi orang-orang saling bertukar resep rumahan dan tempat untuk membeli pil ilegal.

BBC mendapat kesaksian di beberapa grup Facebook dari perempuan yang mencari pengobatan rumahan dengan putus asa, yang kembali beberapa hari kemudian ketika pengobatan itu tak berhasil, dan mereka yang kemudian mencari pil aborsi ilegal.

Baca juga:

Mara Clarke, pendiri badan amal Abortion Support Network mengatakan kadang-kadang pil ini - yang seringkali obat asli meskipun tidak harus dalam urutan atau jumlah yang tepat - adalah satu-satunya pilihan yang dimiliki perempuan.

"Misoprostol [salah satu dari dua obat yang digunakan untuk aborsi medis] adalah obat yang murah".

Tetapi kekhawatiran yang lebih besar adalah bahwa Anda memerlukan kedua obat - pil tambahan yang diperlukan adalah mifepristone - dan keduanya harus diberikan dengan cara yang disetujui secara medis agar efektif.

Situs yang mengiklankan pil-pil itu bisa jadi penipuan, "hanya untuk mencuri uang Anda," dan tidak pernah mengirim obat apa pun, jelas Clarke.

Beberapa perempuan yang tergabung dalam kelompok ini berkata bahwa mereka tinggal di negara-negara di mana aborsi adalah ilegal dan merasa cara ini adalah satu-satunya pilihan yang mereka punya - tapi ada juga yang berasal dari negara-negara di mana aborsi dan mengiklankan pil aborsi adalah legal, khususnya Afrika Selatan.

"Legal, iya, tapi masih sangat penuh stigma," kata Chinogwenya dari MSI.

"Ketika Anda melihat fasilitas tempat penyedia layanan abrosi... Anda tak akan mudah mendapat informasi.

"Masalahnya ada di akses, tak hanya akses pada layanan tapi akses informasi".

Klinik berbasis internet telah menjadi cara yang ampuh untuk "mendobrak hambatan aborsi," kata Venny Ala-Siurua dari Women On Web, memungkinkan badan amal itu memberikan akses kepada orang-orang yang tidak bisa mendapatkan pil aborsi.

Obat aborsi lainnya yang menyesatkan

Mitos dan nasihat buruk tentang kesehatan reproduksi bukanlah fenomena yang baru di dunia maya.

Abigal Sambo, remaja di Lusaka, Zambia yang menjadi relawan untuk mengedukasi sesamanya tentang kesehatan seksual, berkata ia mengetahui beberapa orang telah mencoba beberapa pengobatan seperti daun jambu yang dimasukan di vagina, hingga minuman Coca-Cola yang direbus.

Dia bekerja dengan Youth Development Foundation untuk memberi informasi kepada orang-orang bagaimana mereka bisa mendapatkan akses akan kontrasepsi dan aborsi, yang legal di negara itu.

Baca juga:

Mereka adalah perempuan muda yang tak memiliki akses internet - alih-alih, mereka mendapat saran dari nenek dan lainnya di masyarakat.

Perbedaannya dengan informasi yang ada di dunia maya adalah seberapa cepat informasi dapat menyebar - atau ditempatkan melalui iklan berbayar di depan orang-orang - dan menjangkau orang-orang yang sebelumnya tidak pernah melihatnya.

Dengan perusahaan teknologi bertindak sebagai "penjaga gerbang" yang menentukan informasi apa yang didapat, Ala-Siura percaya, "teknologi telah menjadi pedang bermata dua".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI