Kisah Budi Suhartana, Istiqomah Lestarikan Gamelan di Tanah Jawa

Rabu, 18 Mei 2022 | 13:49 WIB
Kisah Budi Suhartana, Istiqomah Lestarikan Gamelan di Tanah Jawa
Budi Suhartana, pengrajin gamelan (TimesIndonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mungkin tidak banyak orang seperti Budi Suhartana yang mau meneruskan usaha keluarganya berbisnis pembuatan gamelan. Namun ini bukan cuma bisnis, tapi menjadi perajin gamelan berarti ikut melestarian budaya Indonesia.

Budi Suhartana membuat gamelan di Jalan Pemuda, Desa Paju, Ponorogo.

Gamelannya sudah terjual hingga ke luar negeri.

Harga satu set atau paket gamelan di kisaran Rp65 juta. Menurut Budi, perajin gamelan di Ponorogo, harga tersebut tak begitu mahal untuk alat kesenian dengan kualitas bagus.

Baca Juga: Truk Rem Blong, Senggol Pohon Asem Lalu Seruduk 9 Rumah Warga, Korban Orang Belum Diidentifikasi

Dalam satu paket gamelan terdiri dari kendang, saron, demung, bonang, kenong, gong, kempul, gambang, dan suling.

Budi meneruskan usaha keluarganya yang sudah ada sejak tahun 1980-an.

Di kawasan Paju, sedikitnya ada sekitar delapan perajin gamelan yang masih eksis. Mereka masih memiliki hubungan kekerabatan satu dengan lainnya.

"Usaha ini sudah ada sejak tahun 1980-an, dari bapak saya yang memang seniman tradisional di Ponorogo. Karena di Ponorogo ada kesenian Reog dan memakai musik pengiring, keluarga membuat alat musik pengiringnya yakni gamelan ini,” ujar Budi, dikutip dari TimesIndonesia.

Proses pembuatan gamelan, dimulai dari bahan atau plat baja yang masih lembaran.

Baca Juga: Kisah Toleransi Perayaan Waisak di Kalimanggis, Umat Buddha, Islam dan Kristen Berbaur Harmonis

Kemudian dipotong, ditempa dan disambung sesuai dengan pesanan. Untuk pembuatan gamelan sesuai pesanan pelanggan, dengan ukuran berbeda-beda.

“Proses produksi menyesuaikan dengan permintaan pelanggan. Ada yang satu set gamelan dan ada yang hanya meminta bagian tertentunya saja. Ada yang pesan hanya gong dengan ukuran besar dan dikirim ke luar negeri,” tambah Budi.

Sistem pemasarannya, selain konvensional, saat ini juga memanfaatkan dunua digital misalnya website dan melalui Facebook.

“Dulu hanya seniman lokal yang pesan gamelan di sini, tapi sejak ada pemasaran digital atau online pelanggan-pelanggan dari luar Ponorogo mulai ramai. Tidak hanya kesenian reog dan karawitan, kami juga membuat gamelan dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan permintaan seniman seperti dari Kalimantan,” kata perajin kesenian gamelan asal Ponorogo ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI