Mengingat Kembali Khotbah Bom Bunuh Diri yang Bikin Ustaz Abdul Somad Dideportasi Singapura, Singgung Soal Mati Syahid

Rabu, 18 Mei 2022 | 13:45 WIB
Mengingat Kembali Khotbah Bom Bunuh Diri yang Bikin Ustaz Abdul Somad Dideportasi Singapura, Singgung Soal Mati Syahid
Tangkapan layar UAS dideportasi Singapura. [Youtube/hai guys official]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendakwah kondang, Ustaz Abdul Somad (UAS) mengalami hal kurang menyenangkan di Singapura. Pasalnya UAS mengaku digiring ke ruangan 1x2 meter sebelum dideportasi kembali ke Indonesia.

Belakangan terungkap jika UAS bukan dideportasi melainkan dilarang masuk ke Singapura karena beberapa alasan. Salah satunya, seperti yang disampaikan pemerintah Singapura, adalah soal sosok UAS yang dikenal kerap menyebarkan ajaran ekstremis.

"Somad (UAS) dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya Somad ceramah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan dianggap sebagai operasi 'syahid'," ungkap Singapura, seperti dikutip Suara.com, Rabu (18/5/2022).

Pernyataan yang disampaikan Kementerian Dalam Negeri Singapura lewat situs mha.gov.sg tersebut membuat warganet jadi menggali kembali isi khotbah soal bom bunuh diri yang menyebabkan UAS ditolak masuk ke sana.

Baca Juga: Dituding Ekstremis oleh Singapura, Ini 4 Klarifikasi UAS soal Ceramah Salib yang Pernah Viral

Salah satu yang ikut menggali kembali soal khotbah tersebut adalah pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.

Abu Janda mengunggah kembali video ceramah Ustaz Abdul Somad soal bom bunuh diri dan mati syahid. (Instagram/@permadiaktivis2)
Abu Janda mengunggah kembali video ceramah Ustaz Abdul Somad soal bom bunuh diri dan mati syahid. (Instagram/@permadiaktivis2)

Dipantau di akun Instagram-nya, @permadiaktivis2, Abu Janda melampirkan tangkapan layar pemberitaan soal deportasi UAS dari media CNN Indonesia, yang kemudian disertai dengan potongan video ceramah kontroversial tersebut.

"Apakah bom bunuh diri yang dilakukan pejuang Palestina dibolehkan?" tutur UAS dalam klip video ceramah tersebut. Ia terlihat berdiri di balik mimbar sambil membacakan pertanyaan dari salah seorang jemaah yang menghadiri kajiannya.

Dengan cepat UAS bereaksi terhadap pertanyaan tersebut. "Jangan katakan bom bunuh diri," tegasnya dan menambahkan bahwa kegiatan tersebut adalah gerakan mati syahid.

"Yang betul adalah gerakan mati syahid," tuturnya. "Zaman sahabat Nabi pakai pedang, zaman sekarang tak pakai pedang. Letupkan! Ledakkan! Mati syahid."

Baca Juga: Ungkap Alasan Tolak Ustaz Abdul Somad Masuk ke Singapura, Pemerintah Singapura: Dikenal Menyebarkan Ajaran Ekstremis

Ceramah itulah yang disinyalir menjadi alasan Singapura menolak masuknya UAS dan berujung ramai di Indonesia. Sejumlah pihak terpantau menyambut baik keputusan Singapura yang dianggap sangat tegas terhadap praktik penyebaran ajaran intoleransi dan terorisme.

Abu Janda mengunggah kembali video ceramah Ustaz Abdul Somad soal bom bunuh diri dan mati syahid. (Instagram/@permadiaktivis2)
Abu Janda mengunggah kembali video ceramah Ustaz Abdul Somad soal bom bunuh diri dan mati syahid. (Instagram/@permadiaktivis2)

"Saya cuma ingin bilang ke Imigrasi Singapura @immigrationsg, kalian sudah melakukan hal yang benar dengan melarang orang ini masuk ke negara kalian. Saya orang Indonesia dan saya sangat mendukung keputusan tersebut. #saynototerrorism," kata Abu Janda di kolom caption.

"Emang bahaya model begini... Jangan ambil resiko masukin ke negara. Good job, #Singapore!" komentar warganet.

"Mulutmu adalah gigimu..... ngeri sangat khotbahnya," imbuh warganet lain.

"Teror itu mahal dan merusak. bukam rahmatan lil alamin," ujar warganet.

"Wowww ngeri ya ceramahnya, ngga ada adem-ademnya," timpal yang lainnya.

Meski begitu, beberapa pihak juga menyuarakan kecaman terhadap keputusan Singapura menolak UAS masuk. Salah satunya anggota DPR RI Fadli Zon yang sempat menyebut peristiwa ini sebagai penghinaan.

Untuk video selengkapnya dapat disaksikan di sini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI