Suara.com - Setelah delapan hari melalukan keliling ke tiga negara di Eropa, kegiatan kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya rampung. Rencananya, Anies akan kembali tiba di Jakarta pada Rabu (18/5/2022).
Hal tersebut dikonfirmasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Begitu sampai di Jakarta, Anies akan kembali aktif menjalankan tugasnya sebagai pimpinan pemerintah ibu kota.
Selama Anies di luar negeri, Riza berperan menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jakarta sementara.
“Ya InsyaAllah besok (Rabu) sudah sampai Jakarta,” ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Diketahui, Anies dalam kunjungannya mendatangi Inggris, Jerman, dan Perancis. Ia melakukan sejumlah kegiatan seperti membahas soal Moda Raya Terpadu (MRT), menghadiri undangan tentang transportasi, dan membicarakan soal sister city.
Dalam salah satu agendanya, Anies Baswedan melakukan kerja sama dengan Bloomberg New Energy Finance (BloombergNEF) dalam kunjungan kerjanya ke sejumlah negara Eropa. Kerja sama kali ini bertujuan untuk mewujudkan Jakarta bebas emisi di tahun 2030.
Dalam pertemuannya dengan BloombergNEF, John Moore di Bloomberg European Headquarters, London, Inggris, Anies menyampaikan keinginannya menjadikan semua transportasi umum di Jakarta bertenaga listrik pada tahun 2030. Ia mengaku akan melakukannya secara bertahap dengan berbagai program.
"Kebijakan sustainable tersebut melalui pengembangan pedestrian, jalur sepeda, integrasi transportasi publik multi moda, target elektrifikasi 50 persen armada Transjakarta pada tahun 2025, dan elektrifikasi seluruh armada Transjakarta pada tahun 2030, dan kebijakan terkait lainnya," ujar Anies dalam keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).
Mantan Mendikbud itu juga menilai BloombergNEF sebagai penyedia penelitian strategis, dinilai dapat membantu mengarahkan investasi dan menghasilkan ide-ide yang dapat membantu mempercepat transisi tersebut di Jakarta, dan Indonesia pada umumnya.
Baca Juga: Heboh Kabar Anies Baswedan Dapat Gelar Amirul Amanah dari Arab Saudi, Begini Faktanya
Di Inggris, Anies juga menjadi narasumber wawancara Bloomberg TV bersama Chief Editor of BloombergNEF, Ben Vickers. Dalam diskusi tersebut Gubernur Anies membahas terkait mobilitas perkotaan yang berkelanjutan.
"Kota Jakarta ke depan memiliki target untuk mencapai net zero emissions (nol emisi karbon) pada tahun 2050. Maka dari itu perlu dibuat berbagai kebijakan, salah satunya dalam aspek mobilitas perkotaan yang berkelanjutan," kata Anies.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta melalui PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) juga menandatangai perjanjian kerja sama dengan BloombergNEF. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), M Yana Aditya; dengan Global Head of Client Relations at BloombergNEF, Benji Kafri.
Anies datang untuk menyaksikan secara langsung bersama CEO Bloomberg Finance, John Moore dan Head of Social Science Divison Transport Studies Unit (TSU) Oxford, Timothy J Power secara terpisah.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengritik Gubernur Anies Baswedan yang melakukan perjalanan keliling tiga negara Eropa. Ia menyebut kegiatan itu hanyalah jalan-jalan di akhir jabatan.
Gembong menilai Anies hanya jalan-jalan karena tidak tahu secara rinci apa saja kegiatan Anies selama di luar negeri. Namun, dari informasi yang ia dapat, tidak ada hal mendesak yang perlu dilakukan hingga perjalanan ini perlu dilakukan.
"Mengakhiri masa jabatannya jalan-jalan kan nggak papa toh? Iya kan. Kan kita nggak tahu agendanya, artinya ke Eropa itu agenda pembahasan masalah apa kan kita nggak tau, maka kesimpulan saya di akhir masa jabatan ya jalan-jalan saja gitu, untuk refreshing," ujar Gembong saat dikonfirmasi, Rabu (11/5/2022).
Anies diketahui berencana membahas soal Moda Raya Terpadu (MRT) dalam perjalanannya. Gembong juga menilai tidak ada hal yang perlu dibahas lebih lanjut mengenai proyek ini sampai ke luar negeri.
"Apa yang mau dibahas? Kan MRT sudah jalan. Mau kerja sama apa lagi tentang MRT kan," tuturnya.
Sementara itu, dua agenda lainnya memenuhi undangan bidang transportasi dan sister city juga dianggapnya tidak jelas. Ia menganggap pembahasan MRT hanya sekadar alasan untuk bisa jalan-jalan.
"Kedua agenda berikutnya kita nggak tahu, karena tidak tahu agenda lain kecuali MRT kan kesimpulannya jalan-jalan aja. MRT itu sebagai agenda seolah-olah ada hal urgen yang harus dibahas antar negara-negara sahabat," katanya.