Suara.com - Tersangka penembakan di sebuah perjamuan gereja Taiwan-Amerika di California mengaku kesal terhadap ketegangan China-Taiwan, kata pihak berwenang, Senin (16/5).
Insiden itu terjadi pada Minggu di Gereja Geneva Presbyterian di Laguna Woods, California, sekitar 72 km tenggara Los Angeles, Amerika Serikat, hingga menewaskan seorang dokter dan melukai lima orang lainnya.
David Chou (68 tahun), sang tersangka pelaku, merantai pintu gereja dan mengolesi gembok pintu itu dengan lem sebelum melakukan penembakan di dalam gereja, kata Sheriff Orange County Don Barnes, Senin.
Hampir 40 anggota kongregasi Taiwan dari Irvine, California, yang memakai ruang di gereja itu tengah menghadiri perjamuan bagi seorang mantan pastor setempat ketika penembakan terjadi, kata kantor sheriff.
Menurut pihak berwenang, Chou adalah warga negara AS dan penduduk Los Angeles kelahiran China. Dia mengemudi ke wilayah California Selatan pada Sabtu dan mendatangi gereja itu pada Minggu pagi.
Usai penembakan, para penyidik menemukan tiga kantong di sekitar gedung gereja. Kantong-kantong itu berisi berbagai barang, seperti peluru dan empat alat mirip peledak molotov.
FBI mengatakan tengah membuka penyelidikan tentang kejahatan kebencian dalam kasus ini.
Dalam pernyataan pada Senin malam, kantor sheriff mengatakan penyidik telah "memastikan bahwa tersangka kesal terhadap ketegangan politik yang melibatkan China dan Taiwan", tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Di dalam mobil Chou, kata Barnes, penyidik menemukan catatan dalam bahasa Mandarin yang mengindikasikan obsesi pada Taiwan dan ketidaksukaan terhadap orang Taiwan.
Baca Juga: Penembakan Brutal di Gereja California AS, 1 Tewas dan 5 Luka-luka
China menganggap Taiwan, sebuah pulau yang diperintah secara demokratis, sebagai wilayahnya yang "suci". Beijing tak pernah mengesampingkan kemungkinan menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan ke pangkuan China.