Suara.com - Proyek pembangunan pulau buatan dalam ukuran besar guna menyediakan energi bagi tiga juta rumah tangga mendapatkan lampu hijau dari para politisi Denmark.
Proyek ini juga ditujukan untuk mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.
Pemerintah negara Skandinavia itu mengumumkan minggu lalu bahwa mereka akan mempercepat pembangunan proyek yang pertama kali diungkap pada 2020 itu dengan nama "pulau energi."
Pulau energi pertama di dunia itu luasnya sekitar 18 kali lapangan sepak bola atau sekitar 120.000 meter persegi, dan diperkirakan luasnya tiga kali ukuran itu.
Baca Juga: Apa Itu Kompor Induksi, Ini Kelebihan dan Kekurangan Kompor yang Memanfaatkan Energi Listrik
Pulau itu akan difungsikan sebagai penghubung bagi 200 turbin angin raksasa lepas pantai.
Proyek terbesar dalam sejarah Denmark itu bernilai sekitar 210 miliar kroner atau US$34 miliar. Terletak sekitar 80 kilometer dari daratan, pulau itu akan dimiliki setengah oleh negara dan setengahnya oleh swasta.
Energi yang disalurkan tidak hanya untuk Denmark namun juga untuk negara-negara tetangga.
Belum dirinci negara-negara mana yang akan merasakan keuntungan, namun Profesor Jacob Ostergaard dari Universitas Teknik Denmark mengatakan kepada BBC bahwa Inggris, Jerman dan Belanda dapat menikmati listrik dari pulau energi ini.
Baca juga:
Baca Juga: Parametrik Pilar Utama dan Pemkab Maros Kerjasama Kelola Sampah Menjadi Energi Listrik
- Setengah juta rumah tangga Indonesia hidup tanpa listrik, bisakah energi bersih jadi solusi?
- Layangan raksasa pemburu angin, solusi energi hijau dunia
- Pulau-pulau kecil ramah lingkungan, antara 'harapan menerangi dunia atau sekedar tetesan air di lautan'
Hidrogen hijau juga akan tersedia untuk industri perkapalan, penerbangan dan transportasi.
Berdasarkan undang-undang iklim, Denmark berkomitmen untuk mengurangi 70% emisi gas rumah kaca pada 2030 dan akan menjadi netral CO2 pada 2050. Desember lalu, pemerintah Denmark mengumumkan diakhirinya semua eksplorasi baru minyak dan gas di Laut Utara.
Kepada BBC, Ostergaard mengatakan ini adalah "proyek raksasa".
"Ini merupakan langkah besar lanjutan bagi industri turbin angin Denmark. Kami unggul di darat, sudah mengambil langkah di lepas pantai, dan sekarang membangun pulau-pulau energi. Ini semua menempatkan Denmark sebagai pionir," kata Ostergaard.
Proyek ini direncanakan selesai pada 2030, namun menyusul serangan Rusia ke Ukraina, pemerintah Denmark mengumumkan akan dipercepat sebagai alternatif energi bagi Eropa untuk mengganti pasokan gas dan minyak dari Rusia.
"Denmark dan Eropa harus terbebas dari bahan bakar fosil Rusia secepat mungkin," kata Menteri Iklim dan Energi Denmark, Dan Jorgensen.
Ia menjamin pulau-pulau energi semacam ini adalah "cara hijau" untuk memotong sumber uang yang dipakai Vladimir Putin melancarkan perang.
Menurutnya, Laut Utara memiliki potensi angin yang bisa dikonversasi sebagai energi bagi jutaan rumah tangga di Eropa.
"Potensi angin lepas pantai ini harus dimanfaatkan dan karenanya pemerintah Denmark menyiapkan pulau-pulau energi lain," kata Jorgensen.
Energi besar
Berdasarkan data resmi, hampir 49% dari keseluruhan energi yang dihasilkan Denmark berasal dari angin.
Sementara itu, Badan Energi Internasional memperkirakan sekitar 16% kebutuhan energi Denmar tergantung dengan pasok dari Rusia. Pada 2016, angkanya sekitar 34%.
Denmark sudah sejak lama memanfaatkan angin dari laut untuk menghasilkan listrik.
Baca juga:
- Penambangan litium ramah lingkungan, 'demam emas' yang baru
- Bagaimana Dubai menahan laju gurun yang makin meluas
- Arab Saudi investasi hampir Rp15 triliun untuk mobil listrik
Kelompok energi bersih, Dansk Energi, mengatakan ragu apakah pulau energi di Laut Utara bisa dioperasikan pada 2033 seperti yang direncanakan.
Namun para politisi lintas partai mendukung rencana pemerintah.
Mantan menteri energi, Rasmus Helveg Petersen, dari Partai Liberal Sosial, menggambarkannya sebagai "rencana radikal" tetapi akan menjadi kenyataan.
Satu pulau energi lain, dengan ukuran lebih kecil, Bornholm, sudah direncanakn untuk dibangun di Laut Baltik, di timur Denmark.
Sudah dicapai kesepakatan bahwa energi dari pulau ini akan dipakai untuk memasok kebutuhan di Jerman, Belgia, dan Belanda.
November lalu, Uni Eropa mengumumkan rencana meningkatkan kapasitas energi dari angin lepas pantai hingga 25 kali pada 2050.
Energi terbarukan memasok sepertiga kebutuhan listrik Uni Eropa:
- Menurut Uni Eropa, pasok angin lepas pantai mencapai 12 gigawatt
- Denmark memasok 1,7 gigawatt
- Pulau baru pada tahap awal akan memasok 3 gigawatt, dan akan bertambah menjadi 10 gigawatt
- Pulau energi Bornholm akan memasok 2 gigawatt.
Untuk lokasi pulau energi baru, belum ada keterangan resmi, namun diperkirakan ada di Laut Utara, sekitar 80 kilometer dari daratan.
Televisi Denmark mengatakan tahun lalu Badan Energi Denmark sudah menandai dua lokasi di barat kawasan pantai Jutland dan keduanya merupakan perairan dangkal dengan kedalaman antara 26-27 meter.
Lebih jauh soal pembangkit energi tenaga angin Denmark: