Suara.com - Para biksu dan 1.200 umat Buddha melakukan detik-detik Tri Suci Waisak 2566 BE di depan altar Halaman Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin, pukul 11.13 WIB.
Dipimpin Biksu Dutavira Mahasthavira, umat Buddha mengikuti detik-detik Waisak dengan sikap anjani khusyuk di tengah terik matahari Borobudur.
Pemukulan gong tiga kali menandai detik-detik Waisak. Kemudian, dilanjutkan pemanjatan doa oleh masing-masing majelis agama Buddha.
Ketua Umum Walubi S. Hartati Murdaya dalam sambutan menjelang detik-detik Waisak menyampaikan Walubi bermitra dengan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) melaksanakan upacara Waisak secara bersama-sama di Candi Borobudur.
Ia menyampaikan tema Waisak 2566 BE adalah "Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati" maksudnya adalah kehidupan yang berbagai ragam yang dipenuhi oleh pandangan keliru dengan mempertuan ego sehingga manusia selalu terjebak dalam pertengkaran.
"Manusia perlu merasakan nikmatnya hidup penuh kesabaran dan memperoleh kekuatan kebijaksanaan yang berguna bagi orang lain, berwelas asih, menjadi orang yg berguna dengan kekuatan kesadaran dan kekuatan kebijaksanaan menjadi kekuatan memperoleh pencerahan damai.
"Jika pencerahan telah berkembang mencapai tingkat sempurna maka semua manusia akan menjadi Buddha," katanya.
Ketua Umum Permabudhi Prof. Philip K. Widjaja mengatakan bahwa Waisak tahun ini diadakan setelah pandemi COVID-19 yang panjang. Sekarang para umat Buddha bisa berjumpa kembali di Candi Borobudur yang megah ini di hari raya Waisak.
"Walubi telah kerja keras untuk mewujudkan acara ini dan mengajak Permabudhi bersama-sama untuk bisa menikmati keceriaan Waisak, menikmati kebahagiaan Waisak," katanya.
Baca Juga: Jangan Sampai Terjebak Macet, Perhatikan Ini jika Mau Healing ke Lembang Long Weekend Ini
Ia menuturkan melalui momentum Waisak ini bisa merenungkan bersama sampai di mana telah menerapkan ajaran Sang Buddha Gautama.