Suara.com - Wakil Ketua DPRD Jakarta Mohamad Taufik menilai tiga nama calon penjabat gubernur Jakarta untuk menggantikan Anies Baswedan merupakan sosok yang baik.
Ketiga nama kandidat yaitu Sekretaris Daerah Marullah Matali, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, dan Deputi IV Kantor Staf Presiden Juri Ardiantoro.
"Ya menurut saya baik sih tiga-tiganya ya. Misalkan Pak Heru. Heru paham banget soal Jakarta. Kebetulan saya kenal baik Pak Heru mulai dari bawah. Kemudian Juri, Juri saya kenal baik dulu bareng-bareng saya. Saya kira Juri juga capable. Terakhir pak sekda (Marullah). Ya karena beliau sekda ya paham," kata Taufik, Senin (16/5/2022).
Tetapi siapa yang nanti akan menjadi terpilih, kata dia, keputusannya ada di tangan pemerintah pusat.
Baca Juga: Survei Capres 2024: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat, Anies Baswedan Tertinggal
"Kita jangan ikut campur pada urusannya Presiden. Presiden yang paham, kemudian Presiden juga paham bahwa Jakarta harus dipimpin oleh orang seperti apa," kata dia.
Taufik mengatakan DPRD belum berencana menyampaikan rekomendasi kepada Kementerian Dalam Negeri mengenai calon penjabat gubernur di luar ketiga nama itu.
"Kan bisa mengusulkan. Cuma kewenangannya nggak ada. soal usulan-usulan saya kira lewat media kan banyak ya," kata dia.
Politikus PAN Zita Anjani sebelumnya juga menilai ketiga nama calon penjabat gubernur Jakarta layak menjadi pemimpin Jakarta.
"Pak Heru Budi bagus, pernah jadi eksekutif Ibu Kota, tentu paham dengan psikologis Jakarta. Pak Marullah bagus, sekda kita saat ini. Begitupun dengan Pak Juri Ardiantoro, bagus, banyak pengalaman dalam memimpin," ujar Zita, Jumat (13/5/2022).
Baca Juga: Profil Ruhut Sitompul yang Jadi Sorotan Gara-gara Unggah Meme Anies Baswedan
Namun, keputusan tergantung kepada pemerintah pusat.
"Soal penjabat gubernur DKI Jakarta, sebetulnya kewenangan penuh ada di tangan Presiden melalui Kemendagri. Buat saya yang terpenting adalah pekerja, dan paham seluk beluk Jakarta," kata dia.
"Siapapun yang akan jadi PJ Gubernur, semoga bisa merealisasikan rencana pembangunan yang belum terealisasi, dan melanjutkan apa yang sudah berjalan. Salah satunya, Formula E."