Suara.com - Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Pulau Ular mendapat status vital dan hampir mistis dalam perang.
Singkapan batuan yang tampaknya tidak istimewa di Laut Hitam itu direbut oleh Rusia dan telah menjadi medan pertempuran yang bernilai strategis.
Rusia mengklaim Ukraina mengalami kerugian besar dalam upaya yang gagal untuk merebut kembali pulau tersebut, termasuk pasukan khusus, pesawat tempur, helikopter, dan pesawat tak berawak.
Ukraina bersikeras telah membatasi kampanyenya dengan hanya menyerang fasilitas di pulau dan kapal.
Baca Juga: Bagaimana Rusia Percepat Ekspansi NATO di Skandinavia
Baca juga:
- Rusia ingatkan ancaman perang nuklir bila konflik Ukraina memburuk
- Mengapa Rusia kehilangan banyak tank di Ukraina?
- Seberapa mahal perang Ukraina bagi Rusia?
Pertempuran belum berakhir dan Rusia berulang kali berusaha memperkuat garnisunnya yang terekspos, kata intelijen kementerian pertahanan Inggris.
Pulau Ular atau Zmiinyi berukuran tak sampai satu kilometer persegi dan tidak ada ular di sana.
Tetapi juga tidak diragukan lagi, bahwa pulau itu penting untuk mengendalikan Laut Hitam bagian barat.
"Jika pasukan Rusia berhasil menduduki Pulau Ular dan mengatur sistem pertahanan udara jarak jauh mereka, mereka akan mengendalikan laut, darat, dan udara di bagian barat laut Laut Hitam dan di selatan Ukraina," kata pakar militer Ukraina Oleh Zhdanov kepada BBC.
Baca Juga: Ukraina Siap Gelar Sidang Kejahatan Perang atas Invasi Rusia
Itulah sebabnya kapal laut andalan Rusia, Moskva, berlayar ke sana beberapa jam setelah dimulainya perang, dan menyerukan tentara Ukraina di pulau itu untuk menyerahkan diri.
"Saya sarankan Anda meletakkan senjata dan menyerah demi menghindari pertumpahan darah dan korban yang tidak perlu. Jika tidak, Anda akan dibom," kata seorang perwira Rusia di kapal Moskva.
Tentara Ukraina menanggapi dengan tegas "kapal perang Rusia, pergi sana," dalam bahasa yang jauh lebih kasar.
Pulau itu berhasil direbut tetapi beberapa minggu kemudian Moskva tenggelam.
Kehilangan Moskva berarti tidak ada lagi yang melindungi kapal-kapal pasokan Rusia ke pulau itu, kata Inggris, meskipun, jika Rusia dapat mengkonsolidasikan posisinya, mereka bisa mendominasi sebagian besar Laut Hitam.
Ancaman terhadap Ukraina, tetangganya, dan NATO
Kehadiran Rusia yang semakin kuat di Pulau Ular bisa menjadi bencana bagi Ukraina, secara strategis maupun ekonomi.
Ukraina sudah dengan terpaksa menutup pelabuhannya di Odesa, menghentikan sementara ekspor biji-bijian penting, tetapi Zhdanov khawatir pulau itu juga dapat digunakan sebagai garis depan kedua.
"Jika Rusia berhasil memasang sistem pertahanan udara jarak jauh maka mereka akan dapat mempertahankan skuadron mereka, yang dapat mencapai garis pantai Ukraina."
Ini juga akan memberi pasukan Rusia kesempatan untuk masuk ke Transnistria, wilayah Moldova yang memisahkan diri di bawah kendali Rusia yang terletak di sebelah Ukraina dan tidak jauh dari Odesa.
Namun, Pulau Ular hanya berjarak 45 km dari pantai Rumania, yang merupakan anggota aliansi militer negara-negara Barat, NATO.
Analis angkatan laut Inggris Jonathan Bentham percaya sistem rudal udara S-400 Rusia di pulau itu akan menjadi "pengubah situasi".
Jika Rusia mampu mengerahkan sistem rudal, Odesa tidak hanya akan berada di bawah ancaman, tetapi sisi selatan wilayah NATO juga ikut terancam, demikian peringatan sejarawan Rumania Dorin Dobrincu.
"Ini sangat penting bagi pemerintah dan rakyat Rumania tetapi juga untuk seluruh aliansi. Rusia akan memiliki kapasitas untuk menghancurkan kota-kota dan kemampuan militer di timur wilayah kami."
NATO memperkuat perbatasan Rumania sejak awal perang, mengirim pasukan Belgia dan Prancis.
Tetapi ada risiko ekonomi utama juga untuk Rumania. Pulau Ular terletak dekat dengan mulut Sungai Danube, yang menggambarkan perbatasan Rumania dengan Ukraina.
Pelabuhan Rumania di Laut Hitam, Constanta, tidak begitu jauh dari selatan dan telah menampung kapal-kapal kontainer yang tidak lagi dapat berlayar ke Odesa.
Analis militer-politik Rusia, Alexander Mikhailov mengatakan pasukan di Pulau Ular bisa berada dalam posisi untuk mengendalikan lalu lintas di barat laut Laut Hitam dan delta Sungai Danube - pintu gerbang Eropa tenggara.
"Jika ada pangkalan militer atau infrastruktur militer, akan mungkin untuk menghalangi kapal yang hendak masuk dan keluar sungai," katanya kepada media Rusia.
Lembaga Euro-Atlantic Resilience Centre di Rumania percaya Rusia dapat memutuskan untuk mencaplok pulau itu dan mengendalikan sebanyak mungkin rute logistik di Laut Hitam menuju Bosphorus di Turki.
Secara historis, Pulau Ular adalah wilayah Rumania sampai diserahkan pada tahun 1948 ke Uni Soviet, yang menggunakannya sebagai pangkalan radar.
Ketika Rumania berada di bawah pengaruh Soviet sampai 1989, Bukares menerima pengaturan tersebut.
Setelah komunisme jatuh, Ukraina mengambil alih dan akhirnya pada tahun 2009 Mahkamah Internasional menyusun batas teritorial pulau tersebut, memberi Rumania hampir 80% landas kontinen Laut Hitam di dekat pulau itu, dan Ukraina sisanya.
Pulau Ular tidak hanya berguna secara strategis, karena bagian dari Laut Hitam ini kaya akan sumber daya hidrokarbon - sehingga keputusan Den Haag berarti kedua negara itu memiliki cadangan minyak bumi dan gas.
Ini mungkin tampak seperti gumpalan batu kecil yang tidak begitu berharga, tetapi keberadaannya termasuk vital dalam perang ini.