Suara.com - Ukraina akan menggelar sidang kejahatan perang pertamanya atas invasi Rusia yang sedang berlangsung, dan menyeret seorang tentara Rusia berusia 21 tahun ke pengadilan, Kejaksaan Agung di Kyiv mengumumkan, Rabu (11/05).
Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan pihaknya mendakwa tentara Rusia berusia 21 tahun, Vadim Shishimarin, karena telah melakukan pembunuhan terhadap seorang warga sipil di desa Chupakhivka pada 28 Februari lalu, dengan menembakkan senapan otomatis dari jendela mobil untuk mencegahnya melaporkan keberadaan pasukan Moskow.
Korban yang merupakan laki-laki berusia 62 tahun yang tidak disebutkan namanya itu, sedang mengendarai sepedanya di sisi jalan tidak jauh dari rumahnya, kata kantor tersebut.
"Salah satu prajurit memerintahkan terdakwa untuk membunuh seorang warga sipil sehingga dia tidak akan melaporkan keberadaan mereka," menurut pernyataan itu.
Baca Juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Akankah Moldova Menjadi Bagian Uni Eropa?
"Pria itu meninggal di tempat berjarak hanya beberapa puluh meter dari rumahnya."
Anggota militer Rusia yang ditahan itu kemungkinan menghadapi hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan kejahatan perang dan pembunuhan berencana.
Namun, Jaksa Agung Iryna Venediktova tidak mengatakan kapan persidangan akan dimulai. Kejaksaan Agung Ukraina merilis foto Shishimarin, tetapi tidak merinci bagaimana dia bisa berada dalam tahanan atau apa yang terjadi dengan pasukan lainnya pada saat dugaan pembunuhan terjadi.
Lebih dari 10.700 dugaan kejahatan perang yang melibatkan 622 tersangka telah didaftarkan ke kantor kejaksaan. Inggris dan Belanda juga telah mengirim penyelidik kejahatan perang ke Ukraina untuk membantu tim pengadilan kriminal nasional dan internasional menyelidiki kemungkinan tindak kekejaman massal, termasuk di pinggiran kota Kyiv, Bucha, di mana setidaknya 20 mayat ditemukan pada 2 April lalu.
Volodymyr Yavorskyy dari Pusat Kebebasan Sipil mengatakan, kelompok hak asasi manusia Ukraina akan mengikuti persidangan Shishimarin. "Sangat sulit untuk mematuhi semua aturan, norma, dan netralitas proses pengadilan di masa perang,” katanya.
Baca Juga: Kadin Khawatir Konflik Rusia-Ukraina Bikin Krisis Ekonomi Baru
Perang belum berakhir Di medan perang, pejabat Ukraina mengatakan serangan roket Rusia menargetkan daerah sekitar Zaporizhzhia, menghancurkan infrastruktur secara sporadis.
Tidak ada laporan terkait jumlah korban. Resimen Azov mengatakan di media sosial bahwa pasukan Rusia melakukan 38 serangan udara dalam 24 jam sebelumnya di halaman pabrik baja Azovstal. Pabrik itu telah melindungi ratusan tentara Ukraina dan warga sipil selama pengepungan militer Rusia.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan pihaknya telah menawarkan pembebasan tawanan perang Rusia jika para pejuang yang terluka parah diizinkan untuk dievakuasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengindikasikan pada hari Selasa (10/05) bahwa militer Ukraina secara bertahap mendorong pasukan Rusia keluar dari Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu yang merupakankunci serangan Rusia di Donbass, kawasan industri timur yang merupakan target utama Kremlin untuk ditaklukan. ha/yf (AFP, AP)