Epidemiolog Dorong PPKM Tak Diberlakukan Lagi, Tidak Relevan dengan Kondisi Sekarang

Senin, 16 Mei 2022 | 13:14 WIB
Epidemiolog Dorong PPKM Tak Diberlakukan Lagi, Tidak Relevan dengan Kondisi Sekarang
Ilustrasi Covid-19 (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Epidemiolog Pandu Riono mendorong kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat sudah tidak perlu lagi diterapkan di Indonesia -- tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan -- supaya pemerintah bisa fokus memulihkan ekonomi.

Pandu menilai PPKM sudah "tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang."

Masyarakat Indonesia disebut Pandu sudah memiliki imunitas yang kuat secara alamiah maupun karena tingkat vaksinasi secara nasional yang sudah tinggi.

"Apakah yang dikhawatirkan orang akan terjadi peningkatan kasus setelah lebaran, yang kita yakinkan tidak terjadi, tidak seperti tahun yang lalu ketika terjadi lonjakan delta, ternyata sampai sekarang tidak terjadi," kata dia.

Baca Juga: Covid-19 Terkendali Selama Delapan Pekan, KSP Sebut Berakhirnya Skema Pandemi Semakin Dekat

Apalagi, berdasarkan data, perkembangan pandemi melandai terus setelah masa libur lebaran selesai: angka positivity rate masih stabil di bawah satu persen.

"Tetap di bawah satu persen, artinya tidak ada lonjakan yang cukup berarti dalam minggu ke depan, masyarakat sudah merasakan dan tidak termakan gerakan anti vaksin," kata Pandu.

Informasi satgas

Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kemarin, melaporkan kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali bertambah 257 orang. Lima orang dilaporkan meninggal dunia. Tetapi, 293 orang sembuh.

Kasus aktif atau orang yang masih dirawat turun 41 menjadi 4.784 orang, dengan jumlah suspek mencapai 2.386 orang.

Baca Juga: Imendagri Sebut Surabaya Masuk PPKM Level 2, Pemkot Klaim Berdasar Data Harusnya Level 1

Angka tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 100.901 spesimen dari 75.075 orang yang diperiksa, positivity rate hari ini mencapai 0,34 persen, sudah di bawah standar aman WHO yakni 5 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI