Umat Buddha di Tanjung Selor Gelar Ritual Pradaksina Peringati Hari Raya Waisak 2566 BE

Senin, 16 Mei 2022 | 12:35 WIB
Umat Buddha di Tanjung Selor Gelar Ritual Pradaksina Peringati Hari Raya Waisak 2566 BE
Umat Buddha di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan melaksanakan ritual pradaksina di Vihara Dharma Cakra tepat di Hari Raya Waisak 2566 BE, Senin 16 Mei 2022. ANTARA/Ayu Prameswari.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan umat Buddha di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utaramemperingati Hari Raya Waisak 2566 BE (Buddhist Era) di Vihara Dharma Cakra, Jalan H Maskur dengan melakukan ritual Pradaksina.

"Hari ini kami umat Buddha bersuka cita memperingati Hari Raya Waisak, yang mengandung tiga peristiwa suci atau tri suci yang terjadi pada Buddha Gautama yakni kelahiran, pencerahan sempurna, dan wafatnya sang Buddha," kata Ketua Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Kaltara, Hiang Adhi Chandra Prasetyo di Tanjung Selor, Senin (16/5/2022).

Dua tahun tidak menggelar perayaan Waisak karena pandemi COVID-19, peringatan Waisak kali ini cukup hikmat dan penuh suka cita. 

"Dua tahun ini tidak ada perayaan. Hanya sekadar menyambut detik-detik Waisak saja. Itu pun dibatasi secara online," ujarnya.

Baca Juga: Cara Beli dan Harga Tiket Pelepasan Lampion Candi Borobudur Hari Waisak 2022

Para umat Buddha Tanjung Selor mulai berdatangan ke satu-satunya vihara di ibukota provinsi Kaltara ini sejak pukul 08.00 Wita. Mereka umumnya memakai atasan putih dan bawahan hitam.

"Tidak ada makna mendalam sebetulnya. Hanya agar terlihat bersih dan rapi," kata Hiang Adhi Chandra.

Ritual-ritual sembahan dipimpin oleh Pandita Romo Sutrimo. Para umat Buddha melaksanakan ritual Pradaksina usai menggelar puja bakti di Dammasala vihara, pandita diikuti Pradaksina.

Ritual ini dilaksanakan umat Buddha berjalan mengelilingi vihara sebanyak tiga kali searah jarum jam sembari membawa dupa. Kala melewati patung Sang Buddha di halaman depan vihara yang sejajar dengan tangga utama, mereka membungkukkan badan memberi penghormatan.

"Ritual ini memiliki arti kebajikan yang tinggi. Khusus di bulan suci Waisak, apa yang dilakukan umat Buddha lakukan satu kali, akan mendapatkan kebijaksanaan yang berlipat ganda. Kiranya ada kesalahan, kesalahan itu bisa disucikan," ujarnya.

Baca Juga: Pelaksanaan Ibadah Waisak di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya

Ia mengatakan, ada tradisi umat Buddha di Tanjung Selor yang saat ini masih dipertahankan. Umat akan menikmati makanan secara bersama-sama setelah seluruh rangkaian peringatan tri suci Waisak dilaksanakan.

"Masing-masing umat membawa makanan ke sini untuk dinikmati bersama-sama," ujarnya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI