Apa Itu Stoikisme? Begini Arti Filosofi Stoic dan Penjelasan Prinsip-prinsipnya

Rifan Aditya Suara.Com
Minggu, 15 Mei 2022 | 21:33 WIB
Apa Itu Stoikisme? Begini Arti Filosofi Stoic dan Penjelasan Prinsip-prinsipnya
apa itu Stoikisme - ilustrasi filsafat stoicism, wanita sendiri di keramaian, Stoikisme (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sekali lagi, khusus kepada Anda yang berminat menjalani kehidupan dengan prinsi-prinsip stoikisme, berikut peta jalan untuk mengikuti filosofi Stoa:

1. Kelola harapan dan penilaian Anda

Apakah Anda cenderung memiliki harapan yang sangat tinggi atau membuat asumsi yang tidak realistis? Apakah Anda melebih-lebihkan penilaian Anda tentang orang atau situasi?

Ketika ada kesenjangan besar antara apa yang Anda inginkan atau harapkan dan kenyataan, itu menyebabkan kecemasan, frustrasi, dan perselisihan. Anda dapat memiliki impian, harapan, dan keyakinan, tetapi jangan lupa untuk mengelolanya dan tetap realistis. 

Target hidup yang masuk akal dan realistis akan membuat kita tetap mampu mengelola keadaan atau harapan. Cara lain untuk mengelola harapan adalah dengan sesekali merenungkan skenario terburuk menggunakan latihan yang disebut visualisasi negatif. Ketika Anda berada dalam situasi yang sulit, pikirkan tentang hasil terbaik dan terburuk, dan Anda akan mulai mengkondisikan diri Anda untuk menangani pasang surut dalam hidup.

2. Bersikap realistis 

Jika Anda mengerahkan banyak energi untuk mencoba mengubah orang atau keadaan yang berada di luar kendali Anda, prinsip ini adalah untuk Anda. Ada banyak hal tentang kehidupan yang tidak dapat Anda pengaruhi atau Anda kendalikan. Namun, ada banyak hal yang dapat Anda ubah yaitu pikiran, kebiasaan, dan tindakan Anda sendiri.

3. Pahami arti keseimbangan batin dan praktikkan

Keseimbangan batin berarti ketenangan dan ketenangan yang dimaksud dalam konsep Stoicism merupakan pusat filsafat stoa itu sendiri. Manusia memiliki mekanisme pertarungan terhadap pikiran yang terjadi kapan saja, terpicu oleh rasa terancam terhadap lingkungan.

Baca Juga: Cak Nun: Jangan Pelajari Filsafat untuk Menemukan Allah

Pikiran yang terpengaruh oleh lingkungan bekerja mengacaukan emosi Anda sehingga Anda bereaksi secara instan dan intens. Bahkan terkadang, pikiran yang tidak seimbang menyebabkan kita bereaksi berlebihan terhadap situasi hingga membuat kita terjebak dalam masalah yang lebih buruk daripada awalnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI