"Kalau melihat data survei carta politika tanggal 10-17 April 2022, pereperensi pemilih tiga partai ini tergerus oleh dua kandidat capres Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan," papar Mochtar.
Lebih lanjut, Mochtar menuturkan Koalisi Indonesia Bersatu bisa saja lahir atas sepengetahuan Jokowi. Apalagi kata dia koalisi ini lahir dari Koalisi besar pemerintah.
"Jika itu yang terjadi, maka bisa saja hal ini dimainkan oleh satu anggota kabinet Jokowi," ucap dia.
Namun jika tidak diketahui, maka pantas bagi Jokowi kata Mochtar mereshuffle para pembantunya dalam hal ini Menteri yang kinerjanya kurang memuaskan.
"Pantas mereka di reshuffle, karena persoalan ekonomi bangsa tahun ini merupakan terparah sepanjang kepemimpinan Jokowi," kata dia.
Mochtar menambahkan, seharusnya Kabinet Jokowi fokus mengatasi masalah ekonomi. Mengacu pada data survey, ada tiga persoalan besar yang harus diatasi diantaranya, masalah kenaikan harga bahan bahan pokok sampai 47,6 persen, kemiskinan 22,1 persen, pengangguran 11,1 persen.
"Sedangkan yang merasakan kenaikan harga bahan bahan Pokok 97 persen. Data ini menjadi peringatan kepada Kabinet Jokowi hati-hati menghadapi turbelensi Politik kalau tidak fokus mengatasinya," tuturnya.
Ia menambahkan munculnya Koalisi Indonesia Bersatu, yang lahir dari koalisi besar pemerintah, juga menunjukan kesan tidak solid dalam tubuh pemerintahan Jokowi dan merugikan pemerintah.
"Kesan lain yang muncul kalau tiga partai yang telah membentuk Koalisi tersebut tidak PD menghadapi Pileg dan Pilpres," pungkasnya.
Baca Juga: Tiga Partai Berkoalisi, Pengamat: Pertanyaannya, Apa Ini Arahan dari Istana?