Tiga Partai Berkoalisi, Pengamat: Pertanyaannya, Apa Ini Arahan dari Istana?

Sabtu, 14 Mei 2022 | 18:11 WIB
Tiga Partai Berkoalisi, Pengamat: Pertanyaannya, Apa Ini Arahan dari Istana?
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Monoarfa gelar pertemuan bahas kerja sama dan kemungkinan koalisi pada Pilpres 2024 mendatang di Rumah Heritage Jakarta pada Kamis (12/5/2022) malam. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio mempertanyakan, apakah Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan mendapat 'arahan' dari pihak istana untuk membentuk Koalisi Indonesia Bersatu.

Hendri Satrio yang merupakan Founder KedaiKOPI itu mengatakan, pertanyaan itu cukup beralasan karena Golkar, PAN, dan PPP adalah partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi - Maruf Amin.

"Pertanyaanya besar adalah, apakah ada arahan dari istana? Karena tiga-tiganya partai politik koalisi pemerintah. Satu di ujung tanduk, satu lagi baru ditinggal tokoh sentral, yang satu lagi  enggak jelas arahnya ke mana," ujar Hendri dalam Polemik Trijaya 'Kasak Kusuk Koalisi Partai dan Capres 2024, Sabtu (14/5/2022).

Karenanya, Hendri menduga, bisa jadi pembentukan koalisi tersebut hanya untuk menyelamatkan tokoh atau partai politik.

Baca Juga: Tiga Partai Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Sekjen PAN: Tak Ada Inisiator Tunggal

Tak hanya itu, Hendri juga mempertanyakan pembentukan koalisi tersebut. Terlebih ada isu jabatan presiden tiga periode dan penambahan masa jabatan presiden yang pernah digulirkan dari menteri kabinet Jokowi.

"Tapi itu pertanyaaan terbesar, ini ada arahan dari Istana enggak sih? Saya ini selalu curiga sekarang, selalu ada arahan Istana. Sejak ada guliran isu tiga periode dan penambahan masa jabatan presiden itu."

Selain itu, Hendri mengaku deg-degan setiap ada pembentukan koalisi partai politik.  Pasalnya, kata Hendri, setiap kali ada koalisi partai politik terbentuk, pasti ada skenario baru dalam perpolitikan Indonesia.

Ia mencontohkan, pilkada yang terjadi di Solo, Makassar dan beberapa lainnya di Indonesia. Menurutnya dalam Pilkada itu terdapat calon pura-pura.

"Masih ingat kejadiannya di Solo, Pilkada Solo dan beberapa pilkada lainnya, di Makassar kalau enggak salah juga terjadi seperti itu. Para politik pemegang tiket ini,  hanya mendukung satu calon, yang akhirnya calon yang lain tidak diberikan kesempatan untuk maju, akhirnya ada yang katanya calon pura-puralah," kata dia.

Baca Juga: Golkar, PAN, PPP Berkoalisi untuk Pemilu 2024, Demokrat: Kami Masih Lihat Mood Publik Dulu

Lebih lanjut, Hendri menilai tujuan pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu  masih misterius.

"Karena berkali-kali kalau ditanya jawabanya tidak ada yang spesifik yang harus diketahui oleh masyarakat," ucap dia.

Karena itu, ia menduga apakah pembentukan koalisi untuk menyelamatkan partai politik masing-masing. Sebab, kata dia, ketiganya merupakan partai koalisi Pemerintahan Jokowi.

"Padahal misalnya ini nggak baru baru amat koalisinya Golkar, PPP, PAN karena tiga-tiganya  ada di koalisinya pak Jokowi,. tapi khusus PPP dan PAN ini kan posisi elektabilitasnya kan ngeri-ngeri sedap apalagi PPP yang kemarin hanya 4, (4 koma) kemudian merapat kepada Golkar apakah tujuannya untuk menyelamatkan partainya atau tidak. Jadi misteriusnya adalah ini sebetulnya untuk kemaslahatan rakyat, atau hanya menyelamatkan partai politik masing-masing," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI