Tiga Partai Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Sekjen PAN: Tak Ada Inisiator Tunggal

Sabtu, 14 Mei 2022 | 16:05 WIB
Tiga Partai Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Sekjen PAN: Tak Ada Inisiator Tunggal
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno dalam Polemik Trijaya 'Kasak Kusuk Koalisi Partai dan Capres 2024, Sabtu (14/5/2022). [hasil bidik layar YouTube/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga partai politik membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Ketiga partai tersebut yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengklaim tak ada inisiator tunggal dalam Koalisi Indonesia Bersatu.

"Sesungguhnya tidak ada inisiator tunggal, atau inisiator awal ya, karena di antara para ketua umum ini, memang sudah menjalin komunikasi secara reguler," ujar Eddy dalam Polemik Trijaya 'Kasak Kusuk Koalisi Partai dan Capres 2024, Sabtu (14/5/2022).

Eddy menjelaskan, kesepakatan yang dibangun dalam koalisi yakni ingin sebuah budaya politik baru. Yaitu sebuah politik kerja sama jelang Pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: Golkar, PAN, PPP Berkoalisi untuk Pemilu 2024, Demokrat: Kami Masih Lihat Mood Publik Dulu

"Termasuk juga kita di dalam koalisi tersebut, membangun sebuah gagasan membangun sebuah ide, konsep-konsep yang mana konsep itu akan sudah diaplikasikan, untuk mengawal pemerintahan saat ini yang akan berakhir tahun 2024," tutur dia.

Eddy memaparkan gagasan yang akan dibangun di Koalisi Indonesia Bersatu diantaranya terkait permasalahan ekonomi, hingga aspek kesehatan.

"Misalkan saja sekarang ini kan kita sudah bicara mengenai permasalah ekonomi ada konsep ekonomi nanti, bagaimana untuk menanggulangi harga BBM yang tinggi, harga minyak goreng, permasalahan yang menyangkut apa namanya impor termasuk aspek kesehatan. Jadi ini ada gagasan-gagasan akan dikemukakan kedepannya," tutur Eddy.

Selain itu, Eddy menyebut nantinya akan dibentuk tim kerja untuk merumuskan gagasan tersebut dan menyampaikan kepada publik.

Sehingga kata Eddy diharapkan di tahun 2024, tak ada lagi kontestasi yang menghadirkan politik identitas.

Baca Juga: Respons Golkar dan PAN Jatim Terkait Koalisi Indonesia Bersatu Tiga Partai

"Sehingga nanti pada tahun 2024, kita tidak terjebak lagi dalam sebuah kontestasi yang menghadirkan politik identitas. Semua tahu, kita semua telah mengalami bahwa politik identitas itu hanya melahirkan polarisasi dan pembelahan masyarakat lebih dalam lagi," papar Eddy.

"Nah ini kita sekarang ingin membangun budaya politik baru, dengan menghadirkan sebuah pertarungan gagasan pertarungan ide pertarungan konsep dan kurang lebih itu kesepakatan yang dicapai oleh para ketum," sambungnya.

Sebelumnya, Partai Golkar, PAN dan PPP menyatakan sikap berkoalisi untuk mengawal agenda politik ke depan termasuk untuk menghadapi Pemilu 2024.

Hal itu terjadi usai ketiga ketua umum parpol tersebut melakukan pertemuan malam ini, di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Dalam konferensi pers usai pertemuan digelar tertutup, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, menjelaskan pertemuan memang dilakukan sekalian untuk bersilaturami Idulfitri. Namun dalam pertemuan ini memang untuk mendorong ketiga parpol tersebut bekerja sama.

"Pertemuan ini agar mendorong bahwa 3 partai ini akan bekerja bersama atau akan bersatu. Bersatu itu sendiri adalah beringin, matahari, dan Baitullah, jadi Ka'bah. Jadi pertemuan ini tentu diharapkan dengan matahari ini PAN bisa berjalan, dan pohon beringin semakin tunbuh. Dan juga pertemuan kerja sama ini adalah yang diridhoi oleh Allah SWT," kata Airlangga di lokasi.

Airlangga mengatakan, ketiga parpol tersebut ingin membangun budaya politik baru, di mana budaya politik baru itu dijalankan dengan kerja sama yang berjenjang dan bertahap.

Menurutnya, hal ini juga dianggap baik untuk mendukung program yang dilakukan oleh pemerintahan hari ini.

"Dan pertemuan ini juga menimbulkan pengalaman dari partai politik, termasuk juga PAN juga sangat berpengalaman di DPR maupun di MPR," tuturnya.

"Sehingga kita mempunyai scope pengalaman di dalam berbagai periode, berbagai tantangan yang sudah kita hadapi. Mulai dari resesi 98, krisis moneter, 2008, sampai dengan penanganan covid dan pemulihan ekonomi," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI