Suara.com - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Roeslani mengungkapkan, Indonesia mengalami kenaikan baik dari sektor perdagangan maupun investasi. Meski begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap meminta untuk mendorong peningkatan yang lebih karena Indonesia masih tertinggal ketimbang negara ASEAN lainnya.
Rosan menuturkan, Indonesia masih berada di peringkat lima dari segi perdagangan. Itu artinya, Indonesia masih tertinggal dari Vietnam, Malaysia, Singapura dan Filipina.
"Oleh sebab itu, kita mendorong untuk berapa industri kita untuk meningkatkan dari segi competitivenessnya dan kalau kita lihat dari perdagangan kita, itu mencapai target USD 60 miliar pada 2024. Jadi tinggal dua tahun lagi," kata Rosan dalam keterangan pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (13/5/2022).
Sementara itu, Rosan mengungkapkan kalau perdagangan di Indonesia telah mengalami peningkatan kurang lebih 36 persen pada 2021. Menurutnya, total perdagangan yang terjadi mencapi USD 37 miliar.
Baca Juga: Presiden Jokowi Hadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih
"Naik 36 persen dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Sedangkan untuk sektor investasi juga mengalami peningkatan hingga 75 persen, yakni mencapai USD 2,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Rosan menyebut kalau Indonesia sudah melihat adanya peningkatan pada tren ke depan.
Hal tersebut disampaikannya karena melihat adanya peningkatan pada awal 2022. Rosan menyebut peningkatan tersebut dikarenakan adanya program generalized system of preferences yakni program penurunan tarif bea masuk yang diberikan oleh AS kepada negara berkembang.
"Tidak hanya dari segi potensi dan dari kebijakan yang makin meningkat yang menyebabkan investment friendly, business friendly, tapi tetap mengutamakan UMKM, tapi ke depannya kita sangat optimis, ditambah lagi seperti disampaikan Menteri Investasi, Omnibus Law itu mendapat respon-respon positif."
Baca Juga: KTT AS-ASEAN, Biden Janjikan Dukungan Energi Bersih dan Keamanan