Suara.com - Salah satu anggota DPRD DKI Jakarta minta kantin sekolah tutup karena wabah hepatitis akut di Jakarta. Selain itu siswa diminta bawa bekal makanan sendiri ke sekolah.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian.
Menurutnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) perlu mengeluarkan surat edaran terkait langkah pencegahan virus hepatitis khususnya di lingkungan sekolah.
"Misalnya, sementara waktu kantin wajib tutup, pelajar wajib bawa bekal, protokol kesehatan seperti cuci tangan dan memakai masker juga harus tetap dilaksanakan di lingkungan sekolah," kata Hetifah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Indonesia 13 Mei, Hujan Lebat Terjadi di Aceh, Sumbar, Sumsel, Jakarta Hingga Bali
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan surat edaran.
Hanya saja untuk khalayak umum. Karena itu dia mendesak Kemendikbudristek melakukan langkah penanggulangan dengan mengeluarkan surat edaran pencegahan hepatitis di lingkungan sekolah.
Selain itu Hetifah berharap vaksinasi hepatitis semakin ditingkatkan meskipun vaksin hepatitis telah diwajibkan bagi bayi Indonesia, namun cakupan-nya belum maksimal.
"Saya berharap pemerintah tingkatkan vaksinasi hepatitis secara lebih masif agar tercipta kekebalan jangka panjang," ujarnya.
Menurut dia, Komisi X DPR RI akan segera membahas persoalan tersebut dengan Kemendikbudristek, di masa sidang yang akan dimulai pada 17 Mei 2022.
Baca Juga: Ruhut Sitompul Unggah Foto Anies Baswedan Pakai Koteka, Geisz Chalifah Beri Respon Menohok
Selain itu Hetifah memahami kekhawatiran orang tua terkait ancaman virus hepatitis, namun di sisi lain Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mendesak dilakukan untuk mengejar ketertinggalan “learning loss” selama COVID-19.
"Aspek kehati-hatian harus ditingkatkan, namun tidak perlu panik. Sejauh ini, diketahui bahwa secara umum penularan hepatitis melalui oral bukan udara seperti COVID-19," katanya.
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, penularan hepatitis diduga melalui tangan, air, makanan, hingga alat makan. Karena itu dia menilai, PTM masih dapat dilaksanakan selama kebersihan makan dan minum anak terjaga. (Antara)