Minta Pemerintah Evaluasi Buka Kantin saat PTM, KPAI: untuk Mengantisipasi Hepatitis Akut

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Jum'at, 13 Mei 2022 | 02:25 WIB
Minta Pemerintah Evaluasi Buka Kantin saat PTM, KPAI: untuk Mengantisipasi Hepatitis Akut
Hepatitis Akut misterius ramai diperbincangkan. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menta pemerintah mengevaluasi kebijakan buka kantin sekolah saat PTM di sekolah. Ini menyusul adanya hepatitis akut pada anak.

“Saat PTM dimulai, kemungkinan sekolah tidak mempersiapkan secara khusus untuk mengantisipasi hepatitis misterius, karena tak ada petunjuk khusus juga dari Kemendikbudristek, Kemenag maupun dinas-dinas pendidikan," kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

"Namun, karena sudah terkondisi pandemi COVID-19, maka persiapan protokol kesehatan selama ini bisa digunakan untuk antisipasi,” Retno menambahkan.

Retno menuturkan kebijakan boleh dibukanya kantin di sekolah dengan batasan pengunjung 75 persen dalam Surat Edaran Sesjen Kemendikbudristek terkait penyelenggaran PTM, penting untuk dievaluasi kembali. Sebab, penularan hepatitis akut menyerang anak melalui saluran pencernaan dan saluran pernafasan.

Baca Juga: Kasus Hepatitis Akut Misterius Meningkat Jadi 348 Kasus di Seluruh Dunia

Ia meminta pemerintah untuk segera memonitor dan tidak memberlakukan kembali PTM dengan kapasitas 100 persen agar bisa melihat perkembangan kasus hepatitis misterius sebagai bentuk pencegahan.

Kondisi semakin mengkhawatirkan mengingat tidak adanya petunjuk khusus bagi sekolah dari pemerintah untuk mengantisipasi penularan hepatitis akut di sekitar siswa, selain memastikan setiap warga sekolah mematuhi protokol kesehatan Covid-19, seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Guna mencegah penularan semakin meluas, selain mengevaluasi, pemerintah pusat dan daerah melalui dinas kesehatan harus segera melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para orang tua, terkait informasi jelas tentang hepatitis akut dan upaya pencegahannya.

Kemudian dinas pendidikan bersama dinas kesehatan diminta melakukan sosialisasi pencegahan sekaligus penanganan kepada setiap warga sekolah untuk memahami gejala awal hepatitis akut, seperti mual, muntah, sakit perut, diare dan kadang disertai demam ringan, termasuk gejala berat, seperti air kencing berwarna pekat layaknya teh dan BAB berwarna putih pucat.

Sementara pada sekolah, dia berharap untuk membangun kerja sama dengan puskesmas terdekat guna membantu pemerintah daerah menyosialisasikan pencegahan virus hepatitis akut kepada warga sekolah secepatnya.

Baca Juga: BRIN Kerahkan Tim Khusus untuk Teliti Virus Penyebab Hepatitis Akut Misterius

Kepada orang tua, Retno menyarankan agar terus menjaga kebersihan lingkungan dan diri setiap siswa dengan rajin mencuci tangan, menggunakan peralatan makan atau belajar masing-masing dan memastikan setiap makanan atau minuman yang dikonsumsi anak dalam keadaan matang.

“Sebaiknya orang tua membekali anak-anak ke sekolah dengan makanan dan minuman dari rumah, jangan jajan atau beli sembarangan,” kata dia.

Sementara bagi orang tua yang sudah teredukasi, wajib mengedukasi anak-anaknya terkait penyakit itu, sehingga anak menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

Ia juga meminta kepada setiap orang tua agar segera membawa anak pergi menemui dokter bila menunjukkan adanya gejala-gejala yang mungkin muncul akibat hepatitis akut, supaya peluang untuk diobati tidak menurun.

“Perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis. Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning, bahkan sampai penurunan kesadaran,” ujar dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI