Suara.com - Formappi mengapresiasi sikap pimpinan DPR yang bersedia menemui para demonstran di masa sidang IV. Menurut Peneliti Formappi M. Djadijono hal itu mengartikan adanya kesadaran dari DPR.
"Artinya sudah timbul suatu kesadaran di kalangan DPR bahwa salah satu tugas DPR adalah menerima dan menampung, serta menyalurkan aspirasi dari masyarakat, dan menemui atau menerima para demonstrasi adalah dalam kerangka itu," kata Djadijono, Kamis (12/5/2022).
Diketahui pada masa sidang IV ada beberapa demo dari masyarakat yang disampaikan di depan Gedung DPR/MPR. Salah satu aksi yang melibatkan mahasiswa pada 11 April itu membuat dua wakil ketua DPR keluar untuk menemui mahasiswa.
Selain itu, ada juga kesediaan pimpinan untuk menerima perwakilan massa aksi dari kalangan buruh dan mahasiswa pada 21 April untuk melakukan audensi di Nusantara III, Kompleks Parlemen.
"Ini adalah langkah baik karena dengan demikian masyarakat yang berdemo merasa aspirasinya sudah ditampung dan diterima oleh pihak terkait, sehingga dapat mencegah pendemo melakukan tindakan anarki atau kerusuhan," kataya.
Walau begitu, menurtu Djadijono, DPR juga harus peka untuk menyadari bahwa terjadinya demo tersebut menandakan bahwa wakil rakyat yang kurang bekerja.
"DPR juga harus sadar bahwa terjadinya demo-demo tersebut menggambarkan DPR kurang bekerja dengan baik. Selain itu DPR juga perlu meminta maaf kepada para pendemo karena belum bekerja dengan baik," tandasnya.