Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membuka peluang mempertimbangkan penghentian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Pasalnya, saat ini tengah merebak penyakit hepatitis akut misterius yang mengancam anak-anak.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan pihaknya masih melakukan pengkajian berdasarkan situasi penularan penyakit itu saat ini. Nantinya jika PTM ditiadakan, para siswa akan kembali belajar di rumah secara daring atau online.
"PTM ini masih kami pelajari apakah akan kembali ke online, kami akan lihat nanti," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Politisi Gerindra ini menyebut penghentian PTM menjadi pertimbangan karena organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan hepatitis akut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Bahkan, sudah tiga anak di Jakarta meninggal dunia karena penyakit ini.
Baca Juga: Hepatitis Akut Menular atau Tidak? Ketahui Penyebabnya, Jangan Dianggap Sepele!
"Memang kasus ini menurut WHO sudah menjadi KLB, kejadian luar biasa. Itu sudah dari WHO sendori, nanto kami di Jakarta menunggu kebijakan pemerintah pusat," jelasnya.
Ia juga memaparkan mayoritas dari 21 penderita diduga hepatitis akut misterius di Jakarta berusia di bawah 16 tahun.
"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," katanya.
Sedangkan tujuh kasus dugaan hepatitis akut lainnya, lanjut dia, berusia di atas 16 tahun.
Ia menambahkan sebanyak 14 kasus hepatitis akut tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis.
Dengan demikian, 14 orang tersebut masih belum masuk klasifikasi mengidap hepatitis A hingga E.
"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan hepatitis A hingga E. Sehingga semua kasus masih berstatus pending classification," ucapnya.
Sedangkan tujuh orang lain yang berusia di atas 16 tahun tidak masuk kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya