Soal Hepatitis Akut, Kemenkes: Tidak Berpeluang Jadi Pandemi

Rabu, 11 Mei 2022 | 20:28 WIB
Soal Hepatitis Akut, Kemenkes: Tidak Berpeluang Jadi Pandemi
Hepatitis Akut misterius [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh juru Bicara (jubir) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Hal itu lantaran sebaran kasus secara global bergerak lambat.

"Tidak berpeluang pandemi jika melihat perkembangan jumlah kasus dan sampai saat ini hanya enam negara yang melaporkan hepatitis akut dengan jumlah kasus lebih dari enam pasien," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Jubir Kemenkes mengatakan bahwa seluruh kasus tersebut bersifat "probable" hepatitis akut misterius.

"Sementara total kasus probable hepatitis akut secara global berjumlah 348 dengan 70 kasus tambahan yang masih dalam penyelidikan," kata Siti Nadia Tarmizi.

Secara terpisah, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan perlu kajian pendahuluan dari WHO untuk menyatakan kemungkinan hepatitis akut menjadi pandemi.

"Tentang kemungkinan penyakit apapun jadi pandemi, maka akan melalui proses ditentukan dulu sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)," katanya.

Ia mengatakan PHEIC akan mengukur sejumlah barometer status pandemi di antaranya sebaran penyakit lintas benua, menimbulkan masalah kesehatan yang berarti serta merupakan jenis penyakit yang baru.

"Lalu sesudah itu dilihat lagi perkembangannya, kalau terus meluas maka baru akan disebut pandemi," katanya.

Kalau melihat pengalaman COVID-19, kata dia, pertama kali dilaporkan WHO pada 5 Januari 2020, dinyatakan PHEIC 31 Januari 2020 dan pandemi pada 11 Maret 2020.

Baca Juga: Hepatitis Akut di Jakarta Capai 21 Kasus, Wagub DKI Minta Anak-anak Jangan Dulu Main di Tempat Umum

Terkait 15 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, ia mengatakan perlu dijelaskan apakah kasus itu termasuk klasifikasi WHO "probable", "epi-linked" atau masih "pending" yang memerlukan investigasi lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI