Suara.com - Kondisi terkini pria berbobot 275 kilogram yang jatuh bersama lift di rumahnya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang, Jawa Timur. Kondisinya dikabarkan sudah berangsur-angsur membaik.
Pria bernama Dwi Ariesta Wardhana itu mengalami patah tulang kaki akibat kejadian tersebut. Dokter yang menanganinya,Agung Riyanto Budi Santoso mengungkap kondisi pasiennya sudah mulai stabil dan dirawat di ruang reguler di RSUD Saiful Anwar.
"Secara garis besar sudah membaik, sudah stabil. Sekarang perawatan di ruang reguler," kata Agung.
Sebagai informasi, Dwi Ariesta terjatuh saat akan turun dari lantai dua di kediamannya yang berada di Perumahan Puri Kartika Asri Blok Q, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang pada Sabtu (7/5/2022).
Baca Juga: 6 Kasus Obesitas yang Pernah Viral di Indonesia, Tiga Diantaranya Meninggal
Ia saat itu hendak turut dari lantai 2 menggunakan lift barang yang dimodifikasi. Apes, tali sling atau kawat penghubung mesin dengan lift putus saat akan turun ke lantai 1. Hal itu membuat Dwi Ariesta terjatuh dari ketinggian kurang lebih tiga meter.
Peristiwa itu membuatnya mengalami patah tulang pada kedua kakinya. Proses evakuasinya sendiri juga tidak mudah karena memerlukan bantuan tim dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang.
Selain tim PMI, Pemadam Kebakaran Kota Malang juga menerjunkan anggotanya. Kurang lebih 12 personel diterjunkan untuk mengevakuasi Dwi Ariesta dan membawanya ke RSUD Saiful Anwar Kota Malang.
Agung menjelaskan, pada saat tiba di RSUD Saiful Anwar, pasien mengalami patah tulang terbuka pada pergelangan kaki kiri. Kemudian, patah tulang pada pergelangan kaki dan lutut sebelah kanan.
Menurutnya, pihak rumah sakit telah melakukan operasi darurat pada bagian pergelangan kaki sebelah kiri yang mengalami patah tulang dengan luka terbuka.
Baca Juga: Kondisi Pria Obesitas di Malang Kian Membaik Pasca Insiden Lift Jatuh
Namun, untuk operasi lutut dan pergelangan kaki kanan, harus menunggu hasil laboratorium terkait kondisi diabetes pasien.
"Karena pasien ini over weight, kita observasi laboratorium. Terindikasi ada masalah dengan diabetes. Jadi akan kita konsultasikan dengan dokter penyakit dalam," jelasnya.
Ia menambahkan, langkah konsultasi dengan dokter penyakit dalam dan ahli gizi diperlukan. Pasalnya jika pasien memiliki penyakit diabetes, maka akan berpengaruh terhadap proses penyembuhan dan toleransi pembiusan pada saat akan melakukan operasi.
"Kalau diabetes, kita harus berpikir masalah penyembuhan luka dan toleransi untuk pembiusan sebelum dilakukan tindakan operatif yang definitif seperti pemasangan plat. Kita akan konfirmasi ke dokter penyakit dalam untuk melakukan evaluasi status diabetesnya," imbuhnya.
Rencananya, Dwi Ariesta akan menjalani operasi pada minggu depan seusai mendapatkan persetujuan dari hasil konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan gizi. Rencananya, operasi tersebut akan dilakukan sekaligus dan tidak bertahap.
"Rencananya minggu depan akan kita lakukan operasi. Selama dari penyakit dalam dan gizi sudah menyetujui, bisa dilakukan tindakan operasi," katanya. [ANTARA]