Suara.com - Presiden RI Kelima yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri merasa yakin jika masalah semenanjung Korea bisa selesai suatu saat nanti. Hal itu disampaikan Megawati usai menerima gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of The Arts (SIA), Korea Selatan, Rabu (11/5/2022).
"Dulu di Indonesia ada seorang raja pernah berkata dengan penuh gagah berani, Satyam Evajayate, artinya suatu saat kebenaran itu akan terbukti, artinya suatu saat Korea akan jadi Korea," kata Megawati dalam pidatonya.
Megawati mengatakan, dirinya merasa terpanggil untuk memikul tanggung jawab membawa perdamaian bagi Korea.
"Kuncinya persoalan di semenanjung Korea harus diselesaikan melalui jalan dialog, jalan kebudayaan, jalan yang meretas kepercayaan dan penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan," tuturnya.
Menurut Megawati, identitas kebudayaan Bangsa Korea saat ini sangatlah kuat. Dan ini akan menjadi modal penting di dalam mendorong perdamaian dunia, termasuk di Semenanjung Korea.
Ia menilai, soal perdamaian di Semenanjung Korea adalah salah satu perhatian terpenting baginya.
“Bung Karno, kami semua, dan seluruh rakyat Indonesia, selalu berjuang bagi perdamaian dunia berdasarkan penghormatan atas kemanusiaan, kemerdekaan, dan keadilan sosial,” ungkapnya.
Dengan identitas, jati diri, dan karakter kebudayaan yang sama antara Korea Utara dan Korea Selatan, Megawati meyakini, spirit berkebudayaan inilah yang akan menjadi kunci perdamaian dengan apa yang disebut re-unifikasi Korea.
Namun hal yang sangat penting lainnya selain berkepribadian dalam kebudayaan, adalah berdaulat di bidang politik. Prinsip berdaulat dalam politik ini sangatlah penting di dalam dialog untuk perdamaian.
Baca Juga: Tangis Megawati Usai Dianugerahi Profesor Kehormatan Dari Soul Institute Of The Arts
Prinsip tidak adanya campur tangan negara lain terhadap persoalan domestik suatu bangsa juga menjadi salah satu poin penting dari Dasa Sila Bandung, yang telah menjadi spirit Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
Intinya, dengan identitas kebudayaan yang menyatukan bangsa Korea, dan dalam satu kesatuan geografis di Semenanjung Korea, berbagai harapan untuk membangun dialog kebudayaan sebagai jalan meretas perdamaian di Bumi Peninsula sangatlah penting.
"Kita semua percaya, bahwa dengan jalan kebudayaan yang diterangi oleh mata hati, optimisme dan rasa saling percaya, akan benar- benar menjadi jalan perdamaian. Hal itu saya yakini, juga menjadi dambaan seluruh bangsa Korea; rakyat Korea yang sebenarnya adalah satu bangsa, satu jiwa dan satu karakter dalam kebudayaan. Terimakasih," tandasnya.