5 Fakta Lockdown China, Nilai Mata Uang Anjlok dan Bursa Saham Terguncang

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 11 Mei 2022 | 13:46 WIB
5 Fakta Lockdown China, Nilai Mata Uang Anjlok dan Bursa Saham Terguncang
Peta China. [James Coleman/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah China kembali menutup akses aktivitas masyarakat dengan memberlakukan lockdown karena kasus Covid-19 yang kembali melonjak.

Hal ini sudah dilakukan oleh pemerintah daerah Shanghai selama 1 bulan terakhir dan membuat banyak aktivitas kembali dibatasi sehingga banyak masyarakat memprotes kebijakan ini. Sementara itu, daerah lain seperti Wuhan masih menunggu peraturan langsung dari pemerintah pusat.

Adapun beberapa fakta yang terjadi selama lockdown China ini. Simak beberapa faktanya.

1. Lonjakan kasus

Baca Juga: China Akan Berburu Bumi 2.0 Gunakan Teleskop Baru

Kasus penyebaran virus Covid-19 hingga tanggal 10 Mei 2022 mencapai 8 ribu kasus baru perhari nya. Angka yang cukup signifikan ini membuat pemerintah setempat mengeluarkan maklumat pemberlakuan lockdown di sejumlah daerah. 

2. Temuan varian baru

Tak bisa dipungkiri, adanya penyebaran virus secara masif ini menyebabkan ditemukannya kembali virus Covid-19 varian baru pada bulan Januari 2022 lalu, bernama "NeoCov". Varian ini juga memiliki gejala yang sama dengan Omicron, namun masih menjadi perhatian para peneliti dunia soal penyebaran dan mutasi genetik yang terjadi.

3. Bursa saham anjlok

Perekonomian masyarakat China yang harus dibatasi karena lockdown dan pemberlakuan akses khusus menyebabkan bursa saham di China menjadi anjlok. Pemerintah juga sudah melakukan banyak cara dalam menanggulangi hal ini, termasuk menindak masyarakat yang membuat provokasi atas permasalahan ekonomi yang terjadi akibat kebijakan "zero-Covid" di China ini. Indeks saham di China juga anjlok hingga -5% yang menyebabkan banyak saham lain ikut anjlok.

Baca Juga: Gara-gara Lockdown, Perempuan Shanghai Tinggal di Bilik Telepon Selama Sebulan!

4. Kegiatan ekspor impor terganggu

Tidak hanya membatasi kegiatan masyarakat di dalam negeri, pemerintah China juga mulai membatasi kegiatan ekspor impor sehingga membuat banyak perusahaan yang memprotes kebijakan ini karena mempersulit pergerakan ekonomi perusahaan. Terbatasnya pasokan serta kualitas tenaga kerja yang mulai menurun membuat sejumlah perusahaan harus mengorganisir ulang struktur perusahaan secara internal.

5. Mata uang merosot

Tak hanya bursa saham, nilai mata uang Yuan China juga ikut merosot di kurs mata uang dunia akibat lockdown yang terjadi. Data ini diungkap oleh Benchmark Shanghai Composite Index yang menyatakan bahwa nilai mata uang Yuan merosot hingga 4% dalam kurs mata uang dunia sehingga nilai minimum inflasi menjadi fokus utama pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI