Suara.com - Nama Hary Tanoesoedibjo menjadi sorotan publik usai perusahaan tambang miliknya, PT MNC Energy Investments Tbk berada dalam prospek yang bagus.
PT Arthaco Prima Energy (APE) yang baru saja diakuisisi perusahaan dengan kode IATA ini diketahui menemukan cadangan 20,58 juta metrix ton (MT) batu bara.
Ini disebut dapat menambah pundi-pundi Hary Tanoesoedibjo sebagai pengusaha. Sosoknya sendiri pasti tidak asing.
Simak profil dan informasi selengkapnya tentang Hary Tanoesoedibjo di bawah ini.
Baca Juga: Deretan Sumber Kekayaan Hary Tanoesoedibjo, Temukan 'Harta Karun' Terbaru
Bambang Hary Tanoesoedibjo lahir di Surabaya pada 26 September 1965. Ia adalah anak bungsu dengan lima saudara dari Ahmad Tanoesoedibjo yang merupakan seorang pengusaha.
Usai menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya, Hary melanjutkannya dengan berkuliah di Carleton University, Ottawa, Kanada dan lulus pada 1988. Ia juga lulus S2 di tahun berikutnya dengan jurusan Business Administration di kampus yang sama.
Hary kemudian menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak, yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo (1987), Valencia Herliani Tanoesoedibjo (1993), Jessica Herliani Tanoesoedibjo (1994), Clarissa Herliani Tanoesoedibjo (1996), dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo (2000).
Karier Bisnis Hary Tanoesoedibjo
Baca Juga: Bak Dapat Harta Karun, Perusahaan Tambang Hary Tanoe Temukan Cadangan Batubara 20,58 Juta MT
Hary Tanoesoedibjo merupakan pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989. Perusahaan ini bergerak di bidang manajemen investasi.
Perusahaan miliknya tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring bertambahnya waktu namanya menjadi semakin besar.
Pada masa krisis ekonomi Indonesia, tepatnya pasca jatuhnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya itu banyak melakukan merger dan akuisisi.
Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra yang diubah menjadi Global Mediacom saat keseluruhan saham sudah dikuasai.
Sejak itu, Hary mulai terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Ia kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, dimana sebelumnya sempay menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris.
Tak sampai disitu, ia juga menduduki jabatan Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris Mobile-8, Indovision dan perusahaan lainnya dibawah perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama.
Tak hanya tiga stasiun televisi swasta, yakni RCTI, TPI, dan Global TV, grup medianya juga meliputi stasiun radio Trijaya FM dan beberapa media cetak seperti surat kabar Harian Seputar Indonesia, tabloid remaja Genie, dan majalah ekonomi dan bisnis Trust.
Untuk saat ini, Hary Tanoesoedibjo juga menjadi salah satu jajaran direksi beberapa perusahaan, seperti MNC Group dan HT Investment Development Ltd.
Karier Politik Hary Tanoesoedibjo
Karier politik Hary Tanoesoedibjo dimulai sejak awal bulan Oktober 2011, dimana ia secara resmi bergabung dengan Partai NasDem.
Lalu, pada bulan November 2011, Hary muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama. Disana, ia menjanat sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional.
Sejak bergabung dengan Partai NasDem, Hary menyampaikan semboyan Gerakan Perubahan, suatu gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia. Pasalnya, dalam partai ini 70% kadernya terdiri dari generasi muda.
Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary mengundurkan diri dari Partai NasDem karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan partai.
Setelah itu, Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada tanggal 17 Februari 2013. Ini disampaikannya di kantor DPP Partai Hanura di Jl. Tanjung Karang, Jakarta.
Ia saat itu langsung menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan dan selanjutnya menjabat sebagai Ketua Bapilu dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto.
Pada 7 Februari 2015, ia mendeklarasikan Partai Politik baru, yakni Partai Persatuan Indonesia atau biasa disebut Partai Perindo. Pada acara tersebut, dihadiri oleh beberapa petinggi Koalisi Merah Putih (KMP), seperti Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz.
Wiranto selaku Ketua Umum Hanura juga turut hadir dalam acara deklarasi tersebut. Mulanya, Perindo adalah ormas yang baru diumumkan pada 24 Februari 2013 di Jakarta.
Itulah profil Hary Tanoesoedibjo, seorang pengusaha sukses yang juga merintis karier di bidang politik.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti