Suara.com - Pengamat Hukum tata negara, Refly Harun, menyoroti hubungan Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan Prabowo Subianto yang tengah mengalami pasang surut. Akibat kekecewaannya pada Prabowo usai Pilpres 2019, HRS disebut menolak ditemui politikus yang hendak mencalonkan diri pada Pilpres 2024.
Hal mencuat dalam video yang diunggah di akun YouTube Refly Harun, Minggu (8/5/2022). Diketahui, belakangan ini sejumlah kandidat capres mulai giat bersafari politik ke sejumlah ulama dan tokoh agama. Prabowo dan HRS sendiri dikenal sangat dekat saat kontestasi Pilpres 2019.
HRS dan kelompok 212-nya getol mendukung Prabowo untuk memenangi Pilpres 2019. Namun hubungan mereka merenggang setelah Prabowo justru masuk gerbong lawannya, Joko Widodo. Prabowo kemudian diangkat sebagai Menteri Pertahanan.
HRS disebut kecewa dengan sang jenderal yang justru masuk ke lingkaran kekuasaan. Apalagi Prabowo tak melakukan apapun ketika sejumlah ulama termasuk HRS dijebloskan ke penjara. “Prabowo tak menggunakan kekuasaannya saat ini untuk membebaskan para ulama yang dikriminalisasi oleh rezim Jokowi,” ujar Refly.
Refly mengatakan diakui atau tidak diakui Habib Rizieq adalah salah satu tokoh sentral yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019. HRS, imbuhnya, mampu menggerakkan massa yang sangat besar di 212 untuk mendongkrak suara Prabowo.
“Celakanya, ketika pendukungnya berdarah-darah, tapi Prabowo malah berekonsiliasi. Rekonsiliasi tidak apa-apa, tapi tidak boleh melupakan korban-korban yang jatuh di perisitiwa demo Bawaslu, kecurangan Pemilu dan sebagainya,” kata Refly.
Dia semua pihak bisa menunjukan sikap adil dan tidak mengkriminalisasi pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah menjelag Pilpres 2024. Refly juga mewanti-wanti sejumlah pihak tak lagi mencari-cari kesalahan HRS jika nanti sudah bebas dan siap mewarnai Pilpres 2024.
“HRS harusnya bebas paling telat Agustus 2023, tetapi bisa lebih cepat lagi kalau mendapatkan remisi. Mudah-mudahan awal 2023, HRS sudah bebas dan tidak dicari-cari perkara baru.”
Sementara itu, pengamat komunikasi dan politik, Jamiluddin Ritonga, menilai Prabowo Subianto memanfaatkan momen lebaran untuk melakukan safari politik. Dia melihat kunjungan Prabowo ke pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi indikasi kuat bahwa dirinya siap untuk maju di Pilpres 2024. Hal itu dilakukan Prabowo karena dirinya kalah di dua provinsi tersebut pada Pilpres 2014 dan 2019. “Prabowo tampaknya tidak ingin mengulangi kekalahan yang sama,” ujar dia.
Baca Juga: Soal Siapa Cawapres Prabowo di 2024, Gerindra Tunggu Masukan Akar Rumput
Kontributor : Alan Aliarcham