Ketika perisai dalam diri sudah muncul, maka umat Muslim akan senang dalam menjalankan ibadah dan berbuat baik. Seperti intensitas membaca Al Quran bertambah, rajin bersedekah dan senang berbuat baik.
Sebaliknya, umat Muslim juga akan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT, seperti memelihara lisan atau melakukan perbuatan bodoh yang berpotensi membuat orang berbuat dosa.
"Contohnya saja ketika orang sudah berusia 50 tahun tinggal di komplek, kemudian keliling komplek waktu Ramadan menggunakan sepeda cucunya yang berusia 5 tahun. Itu bukan tindakan berdosa, tapi bisa membuat orang terpancing dosa. Nanti akan muncul komentar, apalagi dalam era media sosial, begitu di comment, kemudian di share," tutur Ustadz Adi Hidayat.
Ketika ibadah puasa dilakukan sesuai aturan, maka di akhirat nanti Allah SWT akan memberikan keistimewaan yang luar biasa. Dari mulut orang yang berpuasa dengan benar akan keluar bau yang harum. Namun, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar umat Muslim tak salah mengartikan hal ini.
"Bau yang dimaksudkan di sini itu bukan bau yang tidak jelas ya. Harum indah semerbak memakai minyak wangi ini bentuk majas kiasan saat di dunia. Kita menjaga lisan dari keburukan, sehingga keluar kata-kata mulia. Itu harum, itu semerbak, sehingga menyebar keharumannya," jelasnya.
"Nah di akhirat majas itu menjadi hakiki, dijadikan oleh Allah nilai kebaikan itu oleh sebagian hamba yang memang diistimewakan dengan keadaan harum ini" lanjutnya.