Suara.com - Hari Raya Idul Fitri tentu disambut meriah oleh seluruh umat Muslim. Hal ini jelas tidak lepas dari makna hari lebaran itu sendiri, yakni hari kemenangan setelah sebulan lamanya menahan hawa nafsu di bulan Ramadan.
Namun kegembiraan serupa tak dirasakan oleh keluarga di Malaysia berikut ini. Bahkan ketiga bersaudara ini malah mengalami hal malang ketika merayakan hari kemenangan tersebut.
Melansir ohbulan.com, Farahana Mohd Fakri menuturkan bahwa kedua orangtuanya meninggal dunia pada hari yang sama, yakni pada tanggal 2 Syawal. Tak hanya itu, ayah dan ibunya pun meninggal dunia hanya dalam rentang waktu 12 jam.
Sang ibu, Norsah Chik (59), mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 08.50 pagi waktu setempat. Ibunya meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif demi mengobati kanker usus stadium empat yang dideritanya.
Baca Juga: Ada-ada Saja! Belikan Cheesecake untuk Ibu Lewat Ojol, yang Datang Malah Obat
12 jam kemudian, tepatnya pukul 20.50 waktu setempat, sang ayah yakni Mohd Fakri Abdullah (60) juga mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit akibat serangan jantung.
Farahana mengungkapkan, almarhumah ibunya sudah mendapat perawatan di Rumah Sakit Sultan Abdul Halim (HSAH) terkait kanker usus stadium empat yang dideritanya.
"Dokter awalnya mau melakukan operasi namun akhirnya diputuskan untuk Ibu dibawa pulang saja dan dirawat di rumah secara bergilir," jelas Farahana, merujuk pada ia dan kedua saudarinya.
Namun kondisi ibunya terus melemah, sampai pada 1 Syawal malam pertanda itu kian menguat. "Kami kemudan membacakan surat Yasin hingga almarhumah mengembuskan napas terakhirnya di sisi keluarga," tuturnya, dikutip Suara.com pada Jumat (6/5/2022).
Meski berat, Farahana mengaku ia dan keluarga mencoba untuk mengikhlaskan kepergian sang ibunda.
Namun tak disangka, ujian itu datang lagi. Ketika Farahana dan saudaranya disibukkan dengan mengurus jenazah sang ibunda, dokter di rumah sakit mengabarkan bahwa kondisi ayah mereka juga melemah.
Saat itu ayahnya memang sudah dilarikan ke rumah sakit karena keluhan sakit dada ketika buka puasa. Dokter yang menerimanya mengabarkan bahwa sang ayah dalam kondisi yang buruk sehingga harus dibuat tidak sadarkan diri.
"Setibanya di rumah sakit, saya sempat meminta maaf kepada Bapak. Saya juga memberitahu Bapak kalau Ibu sudah meninggal dunia, walaupun saat itu Bapak sudah tidak sadarkan diri," katanya.
Dan pukul 20.50, dokter ganti mengabarkan bahwa ayah mereka telah meninggal dunia. Alhasil hanya dalam beberapa jam, Farahana dan keluarganya harus mengurus kembali pemakaman sang ayah.
Kini jenazah kedua orang tua Farahana dan keluarga dimakamkan bersebelahan di salah satu pemakaman setempat.