Suara.com - Anggota fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Syarif, pasang badan membela Gubernur Anies Baswedan yang disebut narsis karena menyebut Jakarta International Stadium (JIS) sebagai mahakarya. Menurut Syarif, Anies tidak bermaksud memuji dirinya sendiri.
Syarif mengatakan, Anies hanya mengumumkan bahwa proyek pembangunan stadion kandang klub sepak bola Persija Jakarta itu sudah rampung. Ia menganggap hal ini biasa dilakukan oleh Kepala Daerah.
"Dia itu menyampaikan fakta bahwa dia sudah selesai membangun JIS sebagai janji yang ditunaikan. Itu bukan memuji," ujar Syarif saat dikonfirmasi Suara.com, Jumat (6/5/2022).
Karena itu, ia merasa heran dengan pihak yang malah tidak terima dengan apa yang disampaikan oleh Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. Siapapun disebutnya harus bisa jujur memuji jika Anies membuat suatu pencapaian.
Baca Juga: Mengintip Harta Kekayaan 7 Bakal Capres, Ada yang Tembus Rp 2 Triliun!
"Kalau ada yang tersinggung, kasihan, baperan dah. Menurut saya sih biasa aja, kepala daerah, proyeknya selesai, disampaikan kepada masyarakat umum, ini janji saya sudah selesai loh, itu kan biasa," tuturnya.
Selain itu, Syarif juga menilai Anies tidak mengklaim JIS sebagai hasil karyanya. Anies disebutnya memuji anak bangsa yang terlibat dalam proyek tersebut.
"Kan dia cuma bilang ini tangan-tangan anak bangsa sebagai mahakarya, itu menurut saya sih patut disampaikan karena tidak ada tandingannya. Tidak memuji diri sendiri tapi memuji anak bangsa yang membuat itu," pungkasnya.
Dikritik PDIP
Diberitakan sebelumnya, Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak, mengkritisi soal Gubernur Anies Baswedan yang menyebut Jakarta International Stadium (JIS) merupakan sebuah mahakarya. Menurut Gilbert tindakan itu tidak sepatutnya dilakukan.
Gilbert menyamakan Anies dengan pelukis yang narsis. Pasalnya, artis tidak pernah dengan sendirinya menyebut lukisannya adalah mahakarya.
"Seorang pelukis tidak pernah menyatakan lukisannya mahakarya, tetapi orang lain yang memujinya," ujar Gilbert kepada wartawan, Rabu (4/5/2022).
"Bukan diri sendiri yang memuji atau narsisme," tambahnya.
Gilbert juga menilai ungkapan mahakarya oleh Anies sangat berkesan politis dengan tujuan kampanye di Pemilu tahun 2024. Hal ini disebutnya juga tidak pantas karena Anies masih menjabat sebagai Gubernur.
"Ucapan mahakarya menunjukkan kesan lebih fokus ke kampanye untuk 2024 daripada kepada warga DKI yang tersisihkan, padahal Anies masih terima gaji. Ini kurang beretika," tuturnya.
Selain itu, Anies juga disebutnya juga harus mengungkapkan proses perjalanan pembangunan JIS. Proyek ini sudah sempat mangkrak karena pandemi Covid-19 tapi dilanjutkan dengan menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Pembangunan JIS hampir mangkrak hingga akhirnya Pusat turun tangan menalangi 80 persen biaya," ucapnya.
Rencana pembangunan JIS juga disebutnya sudah ada sejak Gubernur sebelumnya. Karena itu, tidak seharusnya Anies mengambil semua pujian atas rampungnya pembangunan stadion kandang Persija Jakarta itu.
"Ini sesuatu yang tidak baik, kurang etis, seakan ingin mengatakan karya pribadi. Lebih dari 80 persen adanya JIS adalah karya Pusat dan para Gubernur sebelumnya," pungkasnya.