Dia bertemu Marcos pada tahun berikutnya di Kongres Filipina, di mana dia sudah menjadi anggota parlemen dan sepupunya adalah ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Sebelas hari kemudian, mereka menikah.
Setelah Marcos terpilih sebagai presiden pada tahun 1965, ia menjadi terkenal karena pengeluarannya yang selangit sebagai ibu negara Filipina.
Dalam satu perjalanan ke luar negeri pada tahun 1983, ia diperkirakan menghabiskan A$9,5 juta dalam 90 hari, termasuk A$14.150 untuk seprai, A$58.000 untuk piring saji yang terbuat dari perak murni dan A$611.000 untuk permata dari Cartier.
Dalam film dokumenter Netflix baru-baru ini tentang hidupnya, Imelda Macros mengatakan pengeluaran seperti itu sangat penting agar dia bisa menjadi ibu negara yang sempurna.
"Saya harus berdandan dan mempercantik diri karena orang miskin selalu mencari bintang di kegelapan malam," jelasnya.
Pemerintahan 21 tahun Ferdinand Marcos terkenal karena korupsi, pemborosan dan kebrutalannya.
Saat dia dan keluarganya hidup mewah dari dompet negara, ekonomi Filipina mandek, jurang pendapatan antara kaya dan miskin membengkak dan ribuan lawan politiknya disiksa atau dibunuh.
Pada tahun 1972, ketika batas dua masa jabatannya hampir berakhir, Marcos mengumumkan darurat militer dan kemudian mengamandemen konstitusi untuk memungkinkan dia tetap berkuasa tanpa batas waktu.
Baca Juga: Filipina di Bawah Cengkraman Kekuasaan Dinasti Politik
Sebuah pesawat dari Manila sarat dengan berlian dan uang tunai
Kisah-kisah tentang hari-hari terakhir Marcos yang bergejolak dalam kekuasaan dan pelarian mereka ke pengasingan sangat legendaris.