Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Rumadi Akhmad, mengatakan Idulfitri bukan hanya untuk perayaan keagamaan, melainkan juga sosial.
Rumadi berharap masyarakat tidak euforia berlebihan dalam merayakan Idulfitri.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. "Sebab kita masih dalam suasana pandemi Covid-19," kata Rumadi, Selasa (3/5/2022).
Pemerintah, kata dia, meminta masyarakat jangan lengah dan abai, meski banyak pelonggaran yang diberikan.
Baca Juga: Umat Islam Dunia Rayakan Idulfitri dengan Kegembiraan dan Kecemasan
Secara sosial, kata Rumadi, Idulfitri menjadi perayaan kebudayaan seluruh masyarakat dan momentum perekat sosial.
"Dengan adanya kebijakan pelonggaran pada Idul Fitri tahun ini, masyarakat bisa mudik dan bersilaturrahmi dengan keluarga. Ini momentum untuk memperkuat kembali kerekatan relasi sosial, yang sebelumnya sempat terputus karena pandemi," tuturnya.
Dia mengatakan terbangunnya kembali kerekatan relasi sosial melalui perayaan Idulfitri akan menjadikan masyarakat Indonesia semakin tangguh, terutama menghadapi krisis ekonomi global yang saat ini terjadi.
Semakin banyak keterlibatan sosial warga, maka mereka akan semakin bahagia serta tidak terpengaruh krisis ekonomi yang menghantam.
"Secara finansial, krisis ini memang merugikan, tapi dengan kerekatan sosial yang ada, efek psikologisnya bisa diredam," kata dia.
Baca Juga: Bikin Sejarah di Inggris, Intip Momen Blackburn Rovers Gelar Salat Idulfitri di Stadion