Suara.com - Apa saja amalan bagi wanita haid saat idul fitri? Sebenarnya ada banyak amalan sunnah yang bisa dilakukan wanita Muslim yang sedang haid dan tidak bisa mengikuti sholat Ied.
Berikut ini beberapa amalan bagi wanita haid saat idul fitri yang perlu anda ketahui?
Meskipun demikian, hukum menunaikan sholat Ied adalah sunnah muakad, yang artinya sangat dianjurkan walaupun tidak wajib. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW telah meminta agar wanita yang sedang haid tetap keluar rumah.
Ulama besar sekaligus ahli fiqih, Imam As-Syaukani, menyampaikan tentang anjuran Nabi Muhammad SAW ini. Dikatakan bahwa para wanita diminta untuk menghadiri sholat Ied, bahkan wanita yang sedang haid dan wanita yang sedang dipingit.
Bahkan, Imam As-Syaukani berkata: “Ketahuilah bahwasanya Nabi SAW terus-menerus mengerjakan dua shalat Ied ini dan tidak pernah meninggalkannya satu pun dari beberapa Ied. Nabi SAW memerintahkan umatnya untuk keluar padanya, hingga menyuruh wanita, gadis-gadis pingitan dan wanita yang haid".
Namun, Nabi Muhammad SAW tidak meminta wanita yang sedang haid untuk ikut melaksanakan sholat Ied. Nabi Muhammad SAW hanya menganjurkan supaya para wanita tersebut melihat dari kejauhan dan ikut menyimak khutbah.
“Rasulullah SAW menyuruh wanita-wanita yang haid agar menjauhi shalat dan menyaksikan kebaikan serta panggilan kaum muslimin. Bahkan beliau menyuruh wanita yang tidak mempunyai jilbab agar saudaranya meminjamkan jilbabnya".
Dari Ummu Athiyah ra berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mengajak keluar gadis yang baru baligh, gadis-gadis pingitan dan orang-orang haid untuk menghadiri sholat Idul Fitri dan Idul Adha".
Berkumpulnya umat Muslim di lokasi sholat Ied adalah untuk memperlihatkan kemenangan setelah bulan Ramadhan. Di samping itu juga untuk memperkuat keimanan, meneguhkan keyakinan, serta mengungkapkan kegembiraan di Hari Raya Idul Fitri, dan juga sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
Baca Juga: 14 Orang Meninggal karena Covid-19 pada Hari Pertama Lebaran 2022
Doa juga dinilai menjadi pilihan ibadah mudah dan sangat dianjurkan bagi perempuan haid atau nifas. Dalam sebuah hadits, doa disebut sebagai mukhkhul ibadah yaitu otak dari ibadah. Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk oleh perempuan haid atau nifas sekalipun.
Lebih dari sekadar meminta, doa yang berakar kata dari da'a yad'u du'a, berarti berseru atau memanggil, yaitu goa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT. Itulah amalan bagi wanita haid saat idul fitri.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama