Di kanal media sosialnya, Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis menjanjikan kenaikan upah minimum sebesar 50 Euro per bulan untuk mengimbangi lonjakan inflasi. "Kita menghargai buruh bukan dengan slogan, tapi dengan tindakan,” tulisnya di Twitter.
Kenaikan upah minimun juga dijanjikan pemerintah Kenya pada peringatan May Day. Perdana Menteri Uhuru Kenyatta mengatakan kenaikan upah akan dipatok minimal 12 persen.
Namun jumlah tersebut dinilai tidak cukup menyusul tingginya angka inflasi. Drama di Sri Lanka Sementara itu, ketegangan kembali meningkat di Sri Lanka, menyusul demonstrasi May Day oleh kelompok oposisi yang menuntut lengsernya Presiden Gotabaya Rajapaksa. Negeri kepulauan di timur Laut Lakadewa itu saat ini nyaris lumpuh oleh krisis ekonomi.
"Sejak lebih dari satu bulan, presiden membarikade diri di istananya,” kata bekas anggota parlemen, Hirunika Premachandra, dalam sebuah aksi protes di Kolombo. "Sudah saatnya bagi kita untuk menjewernya dan mengusirnya keluar.”
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, juga menjadi sasaran kemarahan buruh. Dalam sebuah peringatan May Day di Rustenburg, sekelompok penambang merangsek masuk dan menyela Ramaphosa saat sedang berpidato.
"Cyril harus pergi,” teriak mereka. Sang presiden akhirnya diboyong keluar oleh pasukan pengamanan.
Sektor tambang mempekerjakan sekitar 450.000 orang di Afrika Selatan dan menyumbang sekitar delapan persen terhadap perekonomian nasional. Dalam insiden di Rustenburg, para penambang menuntut kenaikan upah dan mengritik praktik eksploitasi buruh oleh perusahaan besar. rzn/yf (afp,rtr)

Baca Juga: Hari Buruh Internasional 2022, Mengapa Kemnaker Memberi Tema Ketupat May Day?