Suara.com - Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan tulisan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK)Budi Santosa Purwokartiko di Facebook. Tulisan milik rektor ITK ini dituding rasis.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, menanggapi permasalahan tersebut, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) tidak ingin tersangkut kasus Rektor Prof Budi Santosa Purwokartiko yang membuat tulisan menjurus suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Diketahui dari tulisan di akun Facebook miliknya yang telah tersebar luas di media sosial namun kemudian sudah dihapus, rektor ITK ini diduga menyatakan bahwa tidak senang jika ada mahasiswa perempuan berjilbab yang lolos seleksi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Budi masuk menjadi salah satu tim yang bertugas mewawancarai calon penerima LPDP di bawah Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Pihak kampus tidak ingin dikaitkan dengan permasalahan yang membawa nama rektornya ketika status kontroversial Budi menjadi viral dan menghebohkan publik.
Baca Juga: Polemik Tulisan, LPDP akan Evaluasi Rektor ITK Budi Santosa
"Terkait dengan pemberitaan tentang tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko oleh salah satu media online yang kemudian tersebar ke berbagai kanal media online lainnya dan mendapat tanggapan dari para netizen. Dengan ini, kami informasikan bahwa tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko tersebut merupakan tulisan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai rektor ITK," pernyataan kampus ITK dikutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com.
Pihak kampus ITK meminta media atau warganet tidak mengaitkan tulisan Budi dengan ITK. Menurut pihak kampus, tulisan Budi Santosa tersebut terkait pandangan pribadinya, bukan dalam posisi rektor.
"Oleh karena itu, mohon pemberitaan dan komentar lebih lanjut baik oleh media maupun para netizan tidak mengaitkan dengan institusi ITK, dan awak media atau para netizen dapat langsung berkomunikasi dengan beliau. Demikian untuk mendapat perhatian dari media dan para netizen," begitu pendapat ITK.
Budi diketahui juga pernah membuat tulisan yang terkesan menyudutkan, khususnya mahasiswa berjilbab. Salah satu yang menjadi ciri khas tulisan Budi adalah diakhiri dengan salam khusus "Salam rahayu," begitu Budi selalu menutup opininya dalam tangkapan layar yang banyak beredar di media sosial.