Covid di China Naik, Restoran Dilarang Layani Pelanggan Makan di Tempat

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 02 Mei 2022 | 11:01 WIB
Covid di China Naik, Restoran Dilarang Layani Pelanggan Makan di Tempat
Ilustrasi restoran (Unsplash.com/ Sandra Seitamaa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Restoran sekarang hanya diizinkan untuk melayani makanan yang dibawa pulang mulai hari Minggu (01/05) sampai hari Rabu (04/05) saat China sedang dalam masa liburan peringatan hari Buruh Internasional.

Pemerintah China mengatakan makan di dalam restoran bisa menjadi sumber penularan, dengan mengatakan virus COVID bisa menyebar antara staf dan tamu yang makan.

Beberapa hari lalu pihak berwenang sudah mulai  melakukan tes massal terhadap jutaan warga di kota tersebut dalam usaha pemerintah untuk mencegah penyebaran kasus di sana.

Pihak berwenang di Beijing melaporkan adanya 67 kasus baru hari Sabtu (30/04) sehingga total angka kasus naik menjadi 300 sejak 22 April.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Izinkan Perayaan Idulfitri, UEA Terbitkan Prokes Khusus

Taman-taman kota, daerah wisata, dan pusat hiburan malam sudah diperintahkan beroperasi dengan pembatasan kapasitas pengunjung hanya 50 persen selama masa liburan. 

Sekolah juga sudah diperintahkan untuk tutup sementara.

Siapa saja yang memasuki tempat publik, termasuk hendak menggunakan transportasi publik harus memiliki bukti hasil tes COVID yang negatif.

Beberapa komunitas di kawasan yang paling padat penduduknya di distrik Chaoyang sudah ditetapkan sebagai daerah berisiko tinggi dan warganya harus menjalani tes massal hari Minggu (01/05) dan Selasa (03/05).

Beijing sedang berusaha mencegah kasus naik dengan tajam yang bisa menyebabkan lockdown massal seperti yang dilakukan oleh Shanghai selama lebih dari tiga minggu.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19 Saat Libur Panjang, Beijing Larang Warga Makan di Kafe dan Restoran

Di sana, jutaan warga masih menjalani lockdown dan pasokan makanan kadang tidak tersedia sehingga menimbulkan banyak kritik dari warga meski pemerintah berusaha keras menyensornya.

Meski berdampak pada ekonomi dan kehidupan sehari-hari, pendekatan nol kasus COVID terus dilakukan oleh Partai Komunitas China yang ditunjukkan dengan pemasangan slogan bertuliskan "kegigihan adalah kemenangan" di berbagai tempat.

Li Bin, Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional China, mengatakan kasus akan meningkat cepat tidak terkendali jika tidak dilakukan pembatasan.

"

"Bila pembatasan COVID dilonggarkan, virus bebas bergerak, maka akan timbul jumlah kasus besar dalam jangka pendek yang diikuti sejumlah besar kematian," kata Li.

"

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI