Suara.com - Warga Pasar Gembrong, Jakarta Timur tetap merayakan hari raya Idul Fitri 2022 dengan hati yang gembira meski terdampak insiden kebakaran. Diketahui, api melahap habis pemukiman warga Pasar Gembrong pada Minggu (24/4/2022) malam.
Jamaludin (45), pengurus DKM Musala Nurul Hidayah, RT. 04, tidak mengira kalau api akan membakar hangus kediamannnya -- juga warga lain -- tepat seminggu sebelum kebakaran. Padahal, sebagai pengurus musala, dia telah menyiapkan segala hal untuk keperluan salat Idul Fitri.
Namun, fakta berkata lain. Jamaludin harus mendapati kenyataan jika pemukiman warga di Pasar Gembrong menjadi sasaran amuk si jago merah menjelang hari kemenangan tiba.
Dengan demikian, salat Idul Fitri para warga pemukiman Pasar Gembrong dirayakan dengan ala kadarnya. Kata Jamaludin, pihaknya hanya menyediakan dua pengeras suara saja.
Baca Juga: Nasib Pilu Korban Kebakaran Pasar Gembrong Di Hari Raya Idul Fitri, Harus Berlebaran Di Pengungsian
Sejak pukul 06.00 WIB, kata Jamaludin, warga telah memenuhi ruas Jalan Jenderal Basuki Rachmat, tepat di depan pemukiman Pasar Gembrong yang terbakar. Dengan kondisi semacam itu, lanjut Jamaludin, salat Idul Fitri tetap harus berlangsung.
"Tadi mulai jam 6. Warga salat id di jalan raya. Kebetulan saya panitia salat ied. Apapun kondisinya, kita tetap menjalankan. Awalnya persiapan sudah disusun sebaik mungkin, tapi ada kejadian kebakaran, jadi ala kadarnya hanya toa saja dua buah," kata Jamaludin saat dijumpai Suara.com, Senin (2/5/2022).
Kondisi menjadi pengungsi, kata Jamaludin memang sangat memprihatinkan. Terlebih, warga harus kehilangan tempat tinggal pada saat menjelang Lebaran tiba.
"Yang jelas sangat memprihatinkan, tapi dengan kejadian seperti ini kita mau berbuat apa lagi? Kita harus kuat, terima apa adanya. Bukan hanya diri saya, semua elemen masyarakat sama merasakan seperti ini," ucap dia.
Jamaludin menyampaikan, situasi lebaran pada tahun ini jelas berbeda dengan tahun sebelumnya. Dengan segala keterbatasan, pria yang akrab disapa Ustaz tersebut menyampaikan, warga terdampak hanya menggelar halal bi halal di pengungsian.
Baca Juga: Cerita Korban Kebakaran Pasar Gembrong: Panik Selamatkan Anak Istri
"Halal bi halal sesama pengungsi saja hari ini. Sebagian ada yang pulang kampung, ada yang ke daerah sebelah. Berantakan lah intinya. Pengungsi ini tetap kita rangkul untuk salat Ied bersama di tengah jalan raya," ucap Jamaludin.
Lebih lanjut, dia berharap agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa segera memberikan bantuan, khususnya tempat tinggal bagi warga terdampak.
"Sebagai pengurus musala atau figur masyarakat, mohon pada seluruh elemen terutama pemprov dki untuk menyisihkan rezeki untuk membangun rumah warga yang tersampak."
Sebelumnya, sebanyak 400 bangunan yang terdiri dari rumah dan pertokoan, ludes terbakar di Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Minggu (24/4/2022) malam. Kasi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan, luas area terbakar sekitar 1.200 meter persegi.
"Objek terbakar 400 bangunan terdiri dari rumah dan pertokoan di RT 2, 3, 4, 5 dan 6 RW 01," kata Gatot Sulaeman di Jakarta, Senin (25/4/2022).
Menurut dia, akibat peristiwa kebakaran itu kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar. Kebakaran tersebut diduga terjadi karena korsleting listrik dari salah satu rumah warga.
"Pemilik rumah teriak terjadi kebakaran dan warga berusaha memadamkan api, namun api cepat sekali membesar dan merembet ke sekitarnya karena bangunan sekitar terbuat dari kayu," ujar Gatot.
Dia menambahkan pihaknya pertama kali mendapat laporan kebakaran itu sekitar pukul 21.06 WIB.
Sebanyak 32 unit mobil pemadam kebakaran dari Sudin Gulkarmat Jakarta Timur dengan 130 personel dikerahkan untuk memadamkan api. Luasnya area yang terbakar membuat proses pemadaman berlangsung lama.
"Awal pemadaman tadi pukul 21.17 WIB dan pukul 04.30 WIB masih dalam proses pendinginan," kata Gatot.