Hari Buruh, Marsinah Diberi Gelar Pahlawan Buruh Nasional

Senin, 02 Mei 2022 | 10:12 WIB
Hari Buruh, Marsinah Diberi Gelar Pahlawan Buruh Nasional
Peluncuran Obor Marsinah di Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta, Rabu (30/4). [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Marsinah dan tiga tokoh lainnya, yaitu Muchtar Pakpahan, Jacob Nuwa Wea, dan Thamrin Mosii diberi gelar Pahlawan Buruh Nasional oleh Partai Buruh bersama sejumlah serikat pekerjaa saat peringatan Hari Buruh Internasional di Jakarta, Minggu (1/5/2022).

Menurut Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat acara pemberian anugerah di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail Jakarta, anugerah Pahlawan Buruh Nasional diberikan kepada Marsinah dan tiga tokoh lainnyaa karena mereka dinilai berjasa terhadap perjuangan dan kemajuan kelompok buruh.

“Khusus untuk Marsinah, Partai Buruh akan membentuk panitia khusus yang bertugas mengusulkan (kepada pemerintah agar) Marsinah (menerima gelar) sebagai pahlawan nasional,” kata Said Iqbal.

Said Iqbal menyampaikan sejauh ini belum ada pahlawan nasional dari tokoh dan aktivis buruh. Padahal, buruh merupakan kelompok penting dalam sejarah bangsa.

Baca Juga: 3 Fakta di Balik Hari Buruh yang Diperingati Tiap 1 Mei: Tuntut 8 Jam Kerja hingga Peristiwa Pengeboman

“Kami akan berjuang. Partai Buruh akan berjuang sekuat-kuatnya, sehormat-hormatnya memastikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia,” kata Presiden Partai Buruh itu.

Penghargaan dari Partai Buruh untuk Marsinah diterima oleh kakak kandungnya, yaitu Marsini, yang hadir langsung di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.

Sebagai pengingat, Marsinah merupakan seorang perempuan kelahiran Nganjuk yang bekerja sebagai buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia menjadi salah satu pekerja yang aktif berunjuk rasa memperjuangkan kenaikan gaji dan mengajak karyawan pabrik lainnya untuk mogok kerja.

Namun, Marsinah menjadi korban penculikan dan penyiksaan sejumlah orang karena perjuangannya itu. Marsinah diketahui sempat hilang selama beberapa hari. Marsinah kemudian ditemukan tewas karena dianiaya dan sempat diperkosa.

Pelaku yang membunuh dan memperkosa Marsinah sampai saat ini belum ditangkap dan diadili. Kematian Marsinah masuk dalam catatan Organisasi Buruh Dunia (ILO) yang kemudian dikenal dengan sebutan Kasus 1773.

Baca Juga: Minta KPU Berani Tindak Politik Uang di Pemilu 2024, Presiden Partai Buruh: Jangan Mengubah Waktu Pemilu

Sementara itu, Muchtar Pakpahan merupakan tokoh buruh era Orde Baru yang beberapa kali dipenjara karena memperjuangkan nasib para pekerja.

Muchtar merupakan pendiri dan Ketua Pertama Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dan Partai Buruh. Penghargaan terhadap Muchtar, yang wafat pada tahun lalu diterima oleh istrinya Rosintan Marpaung.

Kemudian, Jacob Nuwa Wea merupakan Menteri Tenaga Kerja pada masa Pemerintahan Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Jacob yang telah berpulang pada 2016, menjadi satu-satunya Menteri Tenaga Kerja yang berasal dari kelompok buruh sehingga banyak kebijakannya yang dianggap berpihak pada para pekerja.

Penghargaan Pahlawan Buruh Nasional kepada Jacob diterima oleh anaknya, William Yani.

Terakhir, Thamrin Mosi merupakan tokoh buruh yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum KSPI dan memprakarsai berdirinya sejumlah serikat pekerja, antara lain Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI