Suara.com - Isu mengenai dunia politik Indonesia kerap mewarnai media sosial, baik yang bisa dipastikan kebenarannya maupun yang tidak.
Salah satu isu yang tengah berkembang akhir-akhir ini adalah narasi mengenai Presiden Joko Widodo yang disebut memberi isyarat siap mundur pasca Hari Raya Idul Fitri.
Narasi ini berkembang dari sebuah tangkapan layar yang diunggah di media sosial, salah satunya oleh sebuah akun Twitter. Narasi itu diunggah pemilik akun pada 27 April 2022.
Tampak pemilik akun mengunggah tangkapan layar dari sebuah artikel yang mencantumkan nama media Kompas, dengan tanggal rilis pada 26 April 2022.
Baca Juga: Dipastikan Berlebaran di Jogja, Presiden Jokowi Kemungkinan Laksanakan Salat Idulfitri di Lokasi Ini
"Jokowi beri isyarat nampaknya akan mundur sehabis lebaran ini. Kegagalan membayar utang dan kemarahan rakyat akan kabinetnya gagal kelola negara adalah faktor utamanya," begitulah keterangan yang tertera, dikutip pada Minggu (1/5/2022).
Bukan hanya itu, pemilik akun juga menyertakan sebuah caption mendampingi tangkapan layar artikel dengan foto Jokowi tersebut. "Semoga 2022," tulisnya.
Namun benarkah narasi yang beredar tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran, klaim yang tertera pada tangkapan layar tersebut tidak berdasarkan fakta. Tidak ditemukan pula sumber informasi yang resmi dan valid mengenai isyarat Jokowi akan mengundurkan diri setelah Lebaran.
Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Buruh Dari Jokowi: Terima Kasih Untuk Dedikasi Anda Yang Tiada Henti
Tidak hanya itu, ketika dilakukan penelusuran pada indeks artikel Kompas.com unggahan tanggal 26 April 2022, hasilnya tidak ditemukan artikel dengan narasi tersebut.
KESIMPULAN
Dengan demikian, klaim yang tengah beredar di media sosial mengenai isyarat Jokowi mundur pasca Lebaran adalah tidak berdasar. Faktanya tak ditemukan informasi resmi dan valid mengenai hal tersebut.
Informasi ini dikategorikan sebagai hoaks dengan jenis konten yang dimanipulasi alias manipulated content.
Sebagai informasi, manipulated content biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Biasanya pembuat konten sengaja mengedit informasi yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.