Pria Lumpuh Mencoba Mendaki Gunung Tertinggi di Dunia dengan Tongkat Ketiak

SiswantoBBC Suara.Com
Minggu, 01 Mei 2022 | 20:01 WIB
Pria Lumpuh Mencoba Mendaki Gunung Tertinggi di Dunia dengan Tongkat Ketiak
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria yang menderita kelumpuhan lebih dari delapan tahun yang lalu, kini tengah berjuang menggapai mimpinya, yaitu menaklukan gunung tertinggi di dunia, Everest.

Dia dijadwalkan akan berangkat pada hari Selasa, (03/04), dengan tim kecil untuk melakukan pendakian menggunakan kruk - tongkat atau alat bantu berjalan atau tongkat ketiak.

Jamie McAnsh, dari Cwmbran, Torfaen, Wales, menderita sindrom nyeri regional kompleks atau complex regional pain syndrome (CRPS) yang menyebabkan nyeri parah dan melemahkan tubuhnya.

Dia mengatakan, mendaki Everest adalah mimpinya dari kecil. Rencana yang semula akan dilakukan pada tahun 2020, telah dua kali tertunda akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kisah Lhakpa Sherpa Si Ratu Everest, 10 Kali Capai Puncak Gunung Tertinggi

Baca juga:

Jamie menceritakan kepada BBC, pada 6 Januari 2014, dia pergi tidur "seperti biasa". Namun, keesokan paginya, ketika bangun, ia menyadari tubuhnya dari pinggang ke kaki mengalami kelumpuhan. Penyebabnya adalah patahnya tulang punggung saat ia tidur.

Butuh waktu 13 bulan bagi Jamie untuk mengetahui ia menderita CRPS, penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dapat membaik secara bertahap dari waktu ke waktu dengan terapi.

Jamie mengatakan, dia depresi dan berada di "tempat gelap" setelah mendengar diagnosis itu.

Tetapi ia mengaku "sangat beruntung" dengan dukungan di sekitar yang memungkinkannya menerima tantangan untuk mencapai perkemahan Gunung Everest, yang berada di ketinggian 5.364 meter (17.600 kaki).

Baca Juga: Fakta-Fakta Palung Mariana yang Lebih Dalam daripada Tinggi Gunung Everest

Dia berkata, "Everest telah menjadi mimpi sejak saya berusia tujuh tahun. Saya sering mengatakan mimpi itu hancur pada tahun 2014 ketika saya bangun dengan lumpuh dan saya menyesal 'mengapa tidak melakukannya lebih awal, mengapa tidak melakukannya? Pergi dan lakukan itu'.

"Ketika saya menjalani fisioterapi, mereka mengatakan saya membutuhkan tujuan, saya membutuhkan sesuatu untuk dikerjakan dan saya berkata 'baik saya punya tujuan, saya ingin mendaki Everest' dan saya ingat fisioterapis saya mengatakan 'Jamie, saya katakan padamu, ayo buat kamu berdiri dulu'."

Jamie mengatakan, dia ingin menggunakan pendakian itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sindrom CRPS.

"Jika Anda mengetahuinya lebih awal, Anda sebenarnya bisa mengubahnya, Anda bisa mengembalikan dan mencegah itu," katanya.

Baca juga:

"Tapi sayangnya CRPS sangat disalahpahami sehingga banyak orang melewati tahap diagnosis dan telat menyadari atau memahami apa yang mereka idap, jadi mereka harus melewati gerbang itu, jendela itu (kelumpuhan)."

Perjalanan Jamie awalnya dijadwalkan pada Mei 2020, tetapi ditunda akibat lockdown Covid-19 pertama. Upaya kedua pada tahun 2021 kembali gagal di menit terakhir ketika Nepal masuk dalam daftar merah pandemi.

Jamie memperkirakan akan memakan waktu sekitar 10 hari untuk mencapai perkemahan dengan kruknya yang didesain secara khusus, dan kemudian membutuhkan empat hari lagi untuk turun kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI