Kemeriahan Malam Takbiran di Jakarta International Stadium, Ada 30 Beduk Ditabuhkan

Minggu, 01 Mei 2022 | 15:17 WIB
Kemeriahan Malam Takbiran di Jakarta International Stadium, Ada 30 Beduk Ditabuhkan
Pengunjung berjalan memasuki stadion utama Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara, Minggu (13/3/2022). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malam takbiran di Jakarta International Stadium akan dimeriahkan dengan 30 bedug. Kedatangan beduk tersebut untuk ditabuh pada pertunjukan atraksi rampak beduk untuk merayakan malam takbiran menyambut 1 Syawal 1443 Hijriah bersama para bintang tamu Indah Nevertari, Opick, dan Pasha Ungu untuk mengisi acara.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana. Sebanyak 30 beduk itu akan ditabuhkan dari lima penjuru wilayah Kota Administrasi Jakarta dan satu Kabupaten Kepulauan Seribu Minggu malam.

"Rampak beduk ini kami hadirkan yang terbaik yang akan mewakili wilayah masing-masing kota dan kabupaten untuk ikut berkolaborasi melantunkan gema takbir bersama para bintang tamu saat pertunjukan festival tabuh beduk nanti malam,” ujar Iwan di Jakarta, Minggu.

Bedug akan dibunyikan di area Ramp Barat, Jakarta Internasional Stadium pada pukul 19.30 WIB hingga 22.00 WIB.

Baca Juga: Antisipasi Kejahatan Jalanan Saat Malam Takbiran, Satpol PP Bantul Gelar Operasi Gabungan

Iwan menjelaskan rampak beduk merupakan seni menabuh gendang besar secara serempak sehingga menghasilkan irama yang selaras dan enak didengar.

Adapun kelompok khusus penabuh beduk yang dihadirkan akan diperkenalkan secara disiplin oleh seniman Betawi, Atien Kisam, untuk menampilkan keselarasan irama pada 30 beduk.

"Rampak beduk ini akan berkolaborasi membentuk satu kesatuan yang dikemas dengan baik pada saat pelaksanaan festival tabuh beduk malam takbiran. Harapannya, selain ikut menyemarakkan lebaran di Jakarta, kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat persaudaraan dan persatuan di Hari Kemenangan," ujar Iwan.

Sebagai informasi, seorang budayawan, Ridwan Saidi dalam ulasannya mengenai sejarah beduk mengatakan, sebelum adanya pengeras suara, beduk sudah dimanfaatkan sejak adanya surau atau langgar, dan dipukul sebagai penanda waktu salat sebelum azan dikumandangkan.

Sementara itu, keberadaannya diperkirakan ada sejak sepuluh masehi (XM), merujuk pada Kitab Masa'il al yang ditulis oleh Layt Abu Nashr tentang pengajaran sembahyang, dan wafat pada tahun 983 M di Jakarta.

Baca Juga: Malam Takbiran di Kota Besar Indonesia Diprakirakan Hujan

Selain digunakan sebagai penanda waktu shalat, pukulan beduk juga digunakan pada waktu lebaran, hingga penanda kabar kematian. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI