Suara.com - Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi soal pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani terkait capres yang hanya modal tampang. Puan Maharani memberikan imbauan untuk jangan memilih capres yang hanya modal ganteng tapi tidak bisa bekerja.
Herzaky langsung menilai bahwa sindiran Puan Maharani tersebut bukan ditujukan untuk Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
“Itu pasti bukan Ketum PD, AHY, yang dimaksud,” kata Herzaky, seperti dikutip dari wartaekonomi—jaringan Suara.com, Jumat (29/4/2022).
Herzaky menjelaskan, selain berparas tampan, AHY merupakan sosok yang cerdas dengan segudang prestasi yang pernah diraihnya di dunia militer maupun akademik.
“Soalnya, Ketum AHY kan ganteng, cerdas, berprestasi, dan merakyat, bukan asal ganteng. Dia lulusan S2 Harvard, Webster University Amerika, dan Nanyang Technology University Singapura. Lulusan terbaik Akmil dan lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara,” jelasnya.
Kemudian, AHY saat ini juga menjabat sebagai Ketum Partai Demokrat yang memimpin banyak kader.
“Ketua Umum Partai Demokrat yang memimpin ribuan anggota dewan dan kepala daerah kader Demokrat,” lanjutnya.
Menurut Herzaky, AHY merupakan seorang ketua umum yang kritis dan dekat dengan rakyat. AHY bahkan membantu masyarakat menengah ke bawah yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup karena harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.
Untuk diketahui, Puan Maharani memberikan nasehat terkait pemilihan capres di Pilpres 2024 mendatang. Ia mengimbau masyarakat agar memilih sosok capres yang benar-benar mencintai Indonesia.
Baca Juga: Puan Maharani Sindir Capres Tampan Padahal Tak Bisa Melakukan Apa-apa
Puan kemudian menyinggung soal masyarakat yang lebih memilih capres tampan daripada melihat kinerjanya yang baik.
“Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka, yo wes lah dia saja, asal ganteng. Dia saja yang dipilih, asal bukan perempuan,” kata Puan, seperti dikutip dari makassar.terkini—jaringan Suara.com, Jumat (29/4/2022).
Selanjutnya, Puan menilai capres tersebut akan tampak menyenangkan apabila tampil di media sosial dan TV. Meskipun, capres tersebut tidak bisa melakukan apa-apa.
“Yowes dia saja, walau nggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin. Tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat,” imbuhnya.
Puan pun bertanya kepada kader PDIP terkait capres dengan kriteria seperti yang ia sebutkan.
“Mau atau nggak pemimpin kayak gitu?” tanya Puan Maharani. Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh kader PDIP. “Enggak,” jawab Kader PDIP yang hadir.
Kemudian, Puan Maharani bertanya kepada para kader dengan melihat capres tersebut, apakah memiliki perhatian terhadap rakyat Wonogiri atau tidak.
“Pernah enggak ketemu sama dia? Pernah enggak dia datang ke daerah ini? Misalnya, ke Wonogiri. Kalau ke Wonogiri ngapain? Ngebantu atau enggak, sowan atau enggak, ketemu enggak sama PDIP, ketemu enggak sama rakyat PDIP yang ada di Wonogiri, ketemu enggak sama rakyat Wonogiri?” ungkapnya.
Oleh karena itu, Puan mengingatkan agar para kader menentukan pilihan capres berdasarkan kinerja dalam memperjuangkan rakyat.